Puisi-Puisi Karya Abuzar Samad

Balada Parapidana

Dikota besar parapidana mengulum rasa
Saat kendaraan yang mengantarnya melaju ke pengadilan ia merana
Matanya memandang orang-orang;
Asik tertawa..bebas dan gembira
Mereka bukan mentertawa parapidana
Tapi mereka gembira dan bahagia
Karena kebebasan yang mereka rasa
Meski kerja sekuat tenaga..
tapi hatinya lapang dan pikirannya tenang.
Tapi parapidana..
Waktu dan aktifitasnya dibatasi sekat penjara..
Sedih.. sesal parapidana..
Ada pula parapidana istimewa
Orang yang dapat kuasa..
lalu pecah amanahnya..
Ia kumpulkan upeti dan tilep uang di kantornya
Saat mobil tahanan melaju membawanya ke Pengadilan.. ia terpaku heran
Di tengah jalan ia renungkan..
Aduh.. kenapa aku tergoda uang yang haram
Hingga membawaku muram dan hilang kebebasan
Lebih lagi dapat cibiran hinaan dan cercaan
Belum lagi Tuhan beri balasan..
Yang jelas saat ini aku hilang kehormatan
Aduh.. bodohnya aku.
Baik dahulu kujalani pekerjaan dengan sabar dan tekun
Kuhemat gajiku dan syukur kuperbanyak
Maka aku tak terpenjara dan hina seperti ini
Lebih bahagia si tukang parkir.. dapat tertawa dan ngopi dengan senangnya
Walau sedikit ia bersyukur.. jiwanya tenang batinnya tentram.

Sialang Bungkuk menuju Pengadilan Pekanbaru, 23-09-2021

Secuil Tentang Manusia

Disebut pengalaman bila sudah ada dialami
Jika lewat peristiwa, namanya jadi cerita
Inilah secuil cerita manusia;
Manusia terbiasa menolak utusan
Kuat dan sengaja menolak kebenaran
Dalih dan kilah tak kalah hebatnya
Ini bukan berita legenda
Apalagi drama luar biasa
Tanda ini perkara biasa
Sejak zaman dahulu kala adanya
Jangankan sollihin, shidiqin dan aulia,
nabi dan rasul mengalaminya
Apalagi manusia biasa.
Maka berjuta ratap tiada guna
Beribu harap jangan dipinta : pada Manusia
Apapun gelar, pangkat, dan jabatannya
Karena bahasa manusia sudah berbeda
Rasa di dalam dada terasa nyata
Pada bibir bercabang mengatakannya
Maka ratap dan haraplah pada Yang Kuasa
Karena berjuta bahasa Dia tahu maksudnya
Berjuta rasa Dia paham sebabnya
Kepada Nya lah kita meminta
Sabar dan sholat wadah caranya.
Inilah sedikit paham sifat manusia
Yang ianya ada, terasa di dalam dada
Bukan yang tampak di pandangan mata
Bersamanya Tuhan buat pula penangkisnya
Yakni Mukmin didalam dada.
Barang itu disebut nikmat atau Rasa
Ianya nyata tak mau di dusta
Hasrat tujuannya hanya kepada Allah sahaja

—————–

Abuzar Samad SH, adalah seorang jurnalis yang sekarang berprofesi sebagai pengacara. Meski pun menulis puisi bukanlah bakat yang menjadi mimpinya, namun dirinya mengaku, selalu menorehkan pena untuk mengurai pikiran dan menumpahkan isi hati. Pria kelahiran Jambi ini sekarang tinggal di Pekanbaru, Riau. *

Baca: Puisi-Puisi Klasik Karya Usman Awang

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *