Visi Vokasional

visi vokasi

ALHAMDULILLAH; pekan demi pekan makin lekas berganti. Sampai-sampai macam tak terasa bahwa Kota Pekanbaru sudah berumur 238 tahun. Tahniah.

Perantauan hamba ke Kota Bertuah ini pun sudah mendekati empat puluh tahun (sejak 1984-sekarang). Disamping lesat dan pesat berkembang, tingkat pengangguran dan kriminalitas pun boleh tahan juga.

Agaknya, bukan lapangan kerja tak cukup. Tapi kemahiran yang dituntut dunia kerja itu yang boleh jadi kebanyakan belum mampu dipenuhi oleh para pencari kerja.

Dunia kerja di era digital jaman now ini menuntut kemahiran baru yang tidak terduga sebelumnya menggantikan kemahiran-kemahiran lama yang kurang suai.

Revolusi Industri 4.0 merupakan sebuah era industri dimana kegiatan manufaktur lebih bertumpu pada robot digital, kercerdasan buatan dan teknologi nano.

Sebab itu, lembaga pendidikan vokasi mesti lekas dan sigap berkemas agar celah kesenjangan tak semakin melebar. Kalau tidak, alamat lulusannya tak dapat diandalkan dan payah dapat kerja.

Lulusan pendidikan vokasi yang relevan, kompatibel, dan memiliki nilai tambah tidak mungkin dapat ditempah oleh tenaga pengajar dan pelatih yang kurang handal.

Pengetahuan dan kemahiran tenaga pengajar di lembaga pendidikan vokasi perlu senatiasa didandan. Mereka harus mengembangkan diri secara berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan bermutu dan mutakhir sesuai dengan bidang kemahiran vokasional yang bersesuaian.

Manajamen lembaga juga berkewajiban mengalokasikan dana pengembangan diri para tenaga vokasional secara memadai dan bekelanjutan, bukan hanya sekedar menghimbau dengan air liur basi.

Kurikulum Pendidikan Vokasi harus dievaluasi dan disesuaikan dengan lompatan ipteks. Lebih dari 55 persen organisasi menyatakan bahwa digital talent gap semakin lebar (Linkedin, 2017).

Mutu dan relevansi kegiatan ekstra kurikuler terkait kepemimpinan dan kemampuan Kerjasama tim harus terus diupayakan secara kreatif, masif dan inklusif. Apatah lagi spirit entrepreneurship untuk melahirkan lulusan Job Creator.

Kehidupan dan karir di Era Revolusi Industri 4.0 menuntut lulusan pendidikan vokasional yang lentur, lincah, adaptif, berinisiatif, mandiri, cerdas secara sosial dan budaya, produktif dan akuntabel, berkarakter pemimpin (leader workers) serta bertanggungjawab.

Luaran semacam itu tidak cukup hanya berbekal kompetensi dan profesionalisme semata, melainkan juga bagaimana mereka memiliki kecerdasan budaya (cultural intelligence) agar lekas dan ligat menyesuaikan diri dalam bersinergi dengan pekerja lain berlatar belakang budaya yang pluralistik.

Infrastruktur dan sarana pendidikan/pelatihan vokasi yang dah usang dan tak relevan dengan kebutuhan keahlian peserta didik patut kiranya diperbaharui. Sebab, tuntutan keahlian masa kini tidak dapat dipenuhi melalui infrastruktur dan sarana yang dah lapuk ditelan masa.

Kemahiran-kemahiran hasil pelatihan intensif menggunakan piranti teknologi usang yang tersimpan dalam bengkel kerja dan lembaga pendidikan vokasi kurang visioner diyakini tidak akan kompatibel dengan kemahiran-kemahiran yang dipersyaratkan dunia kerja yang mempertaruhkan talenta dan kapabilitas individual.

Kalau modal tak kuat, ikhtiarkan lah melalui kerjasama berbagi sumberdaya (resources sharing) dengan lembaga pendidikan vokasi yang lebih handal, baik di dalam maupun luar negeri.

Pengayaan pengalaman peserta didik dapat ditempuh melalui pengembangan program Vocational Cooperative-Education (Vocational Co-op) dengan dunia usaha dan Industri yang bereputasi di serata negeri.

Paradigma pengelolaan lembaga pendidikan vokasi yang berorientasi keuntungan sesaat (jangka pendek) harus dibingkai ulang dan diperkuat melalui kepemimpinan transformatif dan responsif terhadap perkembangan dunia (jangka Panjang).

Menjadikan Lembaga Pendidikan Vokasi sebagai Organisasi Pembelajar merupakan alternatif strategis yang patut dipertimbangkan agar adaptif dengan perubahan lingkungan strategis global yang akseleratif.

Walhasil, kepemimpinan digital-transformatif yang handal di era disrupsi ini menjadi taruhan untuk merengkuh visi Vocational Center of Ecellence.

“Visi adalah seni melihat apa yang orang lain tak mampu melihat“ ~ Jonathan Swift

Apa Maciam…?***

Baca: Tawuran Otak

#kolom28

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *