Pengendalian Banjir: Alirkan Sesuai Master Plan

PEKANBARU sudah memiliki Master Plan Pengendalian Banjir yang dibuat tahun 2020. Saya kebetulan menjadi Team Leader penyusunan masterplan tersebut. Dari survey yang dilakukan tahun 2020, terdapat 375 titik masalah penyebab banjir yang harus ditangani. Lokasi banjir/genangan sebanyak 120 titik, dengan luas genangan total sekitar 291 ha.

Sifat air adalah mengalir ke tempat yang lebih rendah di dalam batas cekungan (catchment area) masing-masing yang biasa disebut Sub DAS (daerah aliran sungai). Penanganan banjir dilakukan berbasiskan sub DAS masing-masing sampai ke muaranya. Di Pekanbaru terdapat 18 sub DAS yang bermuara di Sungai Siak dan Sungai Kampar sebagai berikut:

Utara Sungai Siak, bermuara di Sungai Siak: Takuana, Umban, Meranti, Limbungan, Ukai, Lukud
Selatan Sungai Siak, bermuara di Sungai Siak: Sibam, Air Hitam, Pembangunan, Senapelan, Sago, Limau, Sail, Tenayan, Pendanau
Selatan Sungai Siak, bermuara di Sungai Kampar: Tarai, Cipta Karya, Kelulut

Secara umum, permasalahan utama banjir Pekanbaru dan solusinya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Solusi yang diberikan terdiri dari 3, yaitu grey structure (membangun fasilitas fisik), green structure (membangun fasilitas lingkungan), dan non structure (penanganan selain fisik).

Beberapa solusi dari permasalahan di masing-masing Sub DAS yang ada di Pekanbaru adalah sebagai berikut:

Sub DAS Sibam

– Komplek pergudangan di jalan Garuda Sakti menjadi prioritas untuk dibuat sumur resapan
– Bangunan terjun di jalan Garuda Sakti dan di aliran drainase dekat perumahan Alam Surya
– Perangkap sampah di jembatan perbatasan Pekanbaru-Kampar jalan Garuda Sakti (Sungai Sibam)
– Perangkap sedimen di jalan Nuansa, di sungai Air Hitam
– Pembersihan saluran di jalan Air Hitam dan aliran drainase dekat jalan Naga Sakti
– Pelebaran saluran permanen dan alami
– Pembangunan 3 waterpond (kolam) di seputaran jalan Borobudur, perumahan Atthaya dan pinggir jalan Naga Sakti
– Penggantian box dan gorong-gorong yang berukuran kecil

Sub DAS Air Hitam

– Pembersihan saluran di sepanjang jl Dharma Bakti dan jl Guru
– Pembuatan saluran permanen di jl Guru, jl Permata dan jl Riau Ujung serta pembangunan saluran baru yang terputus dari jl Guru ke saluran utama di jl Handayani dan ke Jl Riau Ujung
– Pembuatan 5 waterpond (kolam) di dekat perumahan taman Raudhah, di belakang jl Srikandi, dekat jl Permadani, di belakang mal SKA, serta di dekat jl Guru
– Pembuatan perangkap sampah di jalan dekat box jalan Arengka II dekat jalan Handayani dan Jalan Arengka II dekat jembatan Siak II
– Terdapat banyak titik banjir terutama di jalan Dharma Bakti
– Rencana jalur wisata air di sungai Air Hitam

Sub DAS Pembangunan

– Pembersihan drainase di jalan Durian dan jalan Ahmad Dahlan
– Pembuatan saluran baru di belajang Masjid Raudhatul Jannah
– Direncanakan jalur wisata air di drainase jalan Pembangunan
– Pelebaran saluran permanen di seputaran jalan Ikhlas
– Perangkap sampah di muara drainase Pembangunan
– Pembangunan 1 waterpond di belakang Masjid Raudhatul Jannah

Sub DAS Senapelan

– Terdapat stasion pompa banjir Senapelan
– pembongkaran box lama di bawah jembatan jalan Wakaf

Sub DAS Sago

– Stasion pompa banjir Sago
– Pembersihan di jl Jend Soedirman dekat gedung Telkomsel dan drainase seputaran pasar Bawah
– Pelebaran saluran permanen dekat jl Pangeran Hidayat
– Perapian jalur pipa dan kabel di box depan gedung Tekomsel
– Penggantian box dekat jalan Riau

Sub DAS Limau

– Pembuatan grill di jalan jendral Soedirman depan pasar buah
– Pelebaran saluran di saluran dekat Tanjung Karang, gang Setia Budi
– Pembuatan perangkap sampah di drainase dekat muara sungai Limau

Sub DAS Cipta Karya

– Pembersihan saluran di jl Soebrantas dan jl Kubang Raya
– Dimensi saluran banyak yang kecil jika dibandingkan dengan kebutuhannya sehingga perlu dilakukan pelebaran saluran permanen dan alami
– Terdapat lahan perkebunan sawit di wilayah perbatasan dengan Kab. Kampar yang merupakan daerah aliran

Sub Das Cipta Karya

– Terdapat waduk 11,5 ha yg banyak sampah
– Memiliki banyak titik banjir
– Perlu dibuat 5 perangkap sampah
– Pembangunan Waterpond (kolam)di sekitar jalan Swakarya, di jalan Purwodadi Ujung dan di belakang kantor Kehutanan
– Penggantian box dan gorong-gorong yang berukuran kecil
– Terdapat 1 kolam didekat jl Cipta Karya, tetapi saluran intakenya banyak yang rusak

Sub DAS Tarai

– Pembersihan saluran di jl Soebrantas
– Pembangunan saluran permanen di jl Garuda Sakti
– Pembuatan perangkap sampah di jl Manunggal

Sub DAS Kelulut

– Pembersihan saluran terutama di Beringin Indah dan jl Kaharudin Nasution
– Pelebaran saluran permanen dan alami
– Penggantian box dan gorong-gorong yang berukuran kecil
– Pembangunan Waterpond (kolam) di pinggir jalan Soekarno Hatta (dekat Ecogreen)
– Perangkap sedimen di jl Kaharudin Nasution

Sub DAS Sail

– Pembersihan saluran drainase disepanjang jl Arifin Ahmad, jl Tuanku Tambusai depan pasar Cik Puan, jl Paus, drainase belakang PTPN V, drainase dekat jl Unggas
– Pembuatan saluran baru di jl Labersa, jl Sepakat
– Pelebaran saluran alami di jl Labersa
– Pelebaran saluran permanen di jl Arifin Ahmad
– Pelebaran saluran jl Lokomotif
– Pembuatan tali air di jl Arifin Ahmad dan depan Gedung Gelanggang Remaja
– Penggantian gorong gorong di jalan Diponegoro (depan taman kota) menjadi jembatan
– Pembersihan kolam di jl Diponegoro
– Pembangunan 5 waterpond di jl Bukit Barisan depan Masjid Jami’atun Najjah (2 buah), dekat jl Tengku Bey (2 buah) dan di jl Arifin Ahmad
– Pembuatan 10 perangkap sampah
– Pembangunan 3 perangkap sedimen dan kolam sedimen 2 ha
– Pelebaran S.Sail terutama di dekat Kuantan Regency Park dan dibelakang Jondul
– Jalan inspeksi dan leoning di pinggir sungai Sail sepanjang 9 km
– Pengerukan di muara sungai Sail
– Wisata air di drainase Parit Indah

Sub DAS Tenayan

– Pelebaran sungai Tenayan di depan komplek perkantoran Walikota

Sub DAS Umban

– Pembuatan stasion pompa banjir di dekat perumahan Witayu
– Pembersihan saluran di jl Umban Sari dan Sayur Sari
– Pelebaran drainase di jalan Arwana
– Pembangunan saluran permanen di jalan Umban sari

Sub DAS Meranti

– Pembuatan waterpond di kompleks Chevron setelah lapangan Golf
– Pembersihan saluran di jalan depan kantor Koramil
– Pelebaran saluran alami di Jl Palapa
– Pelebaran saluran permanen di terusan jalan Gurami
– Pembuatan saluran permanen di kiri kanan jalan Sembilang
– Pembuatan stasion pompa di jalan Jendral Soedirman setelah Jembatan Siak 4
– Pembuatan perangkap sampah dari aliran di jalan Sembilang

Sub DAS Limbungan

– Pelebaran saluran alami
– Pembuatan saluran baru di perumahan jalan Pisang, jalan Sawit
– Pelebaran dan pembuatan saluran permanen di sepanjang jalan Sawit
– Pembuatan waterpond jalan Wijaya dekat Perumahan Panorama
– Pembuatan stasion pompa banjir di jalan Putri Ayu

Penentuan Prioritas

Prioritas penanganan dilakukan mulai dari mendesak, jangka pendek, menengah dan panjang sebagai berikut:

• Skenario mendesak (2 tahun): meliputi pembongkaran halangan di saluran, pembersihan prioritas, pembangunan box prioritas, FS dan DED untuk saluran dan bangunan prioritas, rencana penghijauan, rencana sumur resapan, penghijauan, perketat sumur resapan, petugas pemantau drainase.

Untuk kebutuhan mendesak ini, maka Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perlu ditingkatkan anggarannya menjadi Rp 20 Milyar per tahun berupa pembersihan saluran terutama sungai dan anak sungai Sail, Sibam, dan Kelulut yang merupakan sungai utama dan pemeliharaan minor di saluran primer dan sekunder. Item pekerjaan bisa diukur dari tenaga kerja OH (orang hari) dengan peralatan (cangkul, garu, linggis, jackhammer, palu godam, oksigen masker set, galah, gerobak, dll), dan bahan (semen, pasir, kerikil, bata, besi, dll). Jika ini bisa dimaksimalkan, maka penanganan banjir Pekanbaru akan lebih cepat tertangani.

• Skenario jangka pendek (3-5 tahun): meliputi pembersihan lanjutan, pengerukan, pelebaran saluran tanah, pembangunan box prioritas, pembangunan saluran prioritas, perencanaan FS dan DED saluran air sebagai sarana wisata dan RTH terpadu, penghijauan, FS dan DED jalan inspeksi, water front city anak-anak sungai, FS dan DED waduk retention pond, dan pembuatan Perda Drainase Perkotaan,

• Skenario jangka menengah (6-10 tahun): meliputi pembangunan box lanjutan, pembangunan saluran lanjutan, pembangunan perangkap sedimen, pembangunan perangkap sampah, pembangunan pintu dan pompa air, pembangunan saluran air sebagai sarana wisata dan RTH terpadu, pembangunan water retention pond, FS dan DED

• Skenario jangka panjang (11-25 tahun): pembangunan perangkap sedimen, pembangunan perangkap sampah, pembangunan pintu dan pompa air, pembangunan saluran air sebagai sarana wisata dan RTH terpadu, pembangunan water retention pond, FS dan DED

Penanganan Non-structure

Penanganan non structure (non fisik) juga penting karena berkaitan dengan pengendalian banjir, seperti:

a. Pengelolaan sampah. Sampah yang tidak terkelola dengan baik akan menyumbat saluran yang ada. Ketersediaan sarana persampahan seperti tong/bak sampah, pengangkutan teratur, dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke aliran air sangat penting untuk mencegah banjir.

b. Pemberdayaan Masyarakat. Masyarakat harus mau terlibat untuk membuat di lingkungan rumahnya fasilitas sumur resapan, kolam retensi, kolam biasa, penampungan air, mencegah sampah masuk aliran, pemeliharaan/pembersihan drainase lokal, mencegah pendirian bangunan di aliran, mengelola drainase kawasan secara swadaya, membangun saluran perumahan, dan keberadaan ormas peduli lingkungan. Pemerintah bisa membantu memfasilitasi, sosialisasi dan memberikan arahan untuk kegiatan ini.

c. Penerapan Perda Sumur Resapan (Perda Pekanbaru No.10 Tahun 2006 tentang Sumber Daya Air dan Sumur Resapan). Pekanbaru sesungguhnya sudah memiliki Perda yang mengatur tentang konservasi SDA, sempadan sungai, konservasi rawa anak sungai, pencegahan genangan, lahan kosong, dan kewajiban sumur resapan. Hanya saja penerapannya masih minim di Pekanbaru, sehingga perlu digalakkan lagi.

Untuk meresapkan air ke dalam tanah di daerah yang padat dan banyak perkerasan, bisa dilakukan dengan membuat biopori dan sumur resapan.

• 1 Rumah membuat 2 biopori, atau 1 sumur resapan
• 1 petak Ruko, 1 sumur resapan.
• 1 kantor pemerintah, 2 sumur resapan.

d. Pengawasan dan Sosialisasi: larangan dan sanksi terhadap pelaksanaan Perda dan penerapan Masterplan Pengendalian banjir supaya sesuai dengan yang direncanakan.

e. Perda Drainase Perkotaan harus dibuat sebagai acuan hukum di dalam pembangunan, pengawasan, dan pengelolaan drainase perkotaan sehingga berbagai pihak tidak lagi bisa memperlakukan drainase seenaknya sehingga mengakibatkan banjir.

f. Kelembagaan Pengawasan Drainase Perkotaan. Perlu dibentuk sebuah tim yang tugasnya mengawasi kondisi drainase secara periodik, baik secara fisik maupun aktifitas masyarakat di sekitar saluran drainase tersebut. Seperti halnya kalau di sawah ada yang mengawasi jaringan irigasi, maka tim pengawasan drainase perkotaan ini juga mengawasi jaringan drainase yang ada. Tim dibagi menurut sub DAS yang ada. Sebagai gambaran, panjang saluran drainase di Pekanbaru yaitu primer 163,8 km dan sekunder 172,3 km. Jika seorang petugas mengawasi drainase sepanjang 20 km dalam seminggu, maka dibutuhkan sekitar 17 petugas yang mengawasi saluran drainase sepanjang 4 km setiap harinya.

Memperbanyak kolam penampung sementara

Memperbanyak kolam-kolam penampung air sementara, untuk mengurangi banjir dan menjadikan kawasan sekitar sebagai RTH. Kolam-kolam ini tidak harus dibangun dengan biaya mahal. Hanya memanfaatkan lokasinya yang berada di alur drainase yang ada. Mungkin diperlukan pembersihan dari rumput, semak, dan sampah yang mengganggu. Tepinya tidak perlu dibeton, kecuali ditempat-tempat yang kritis longsor saja. Di tepinya bisa ditanam pohon, disediakan tempat duduk dan tempat bermain anak. Warga pun bisa berjualan dan mendapatkan penghasilan dari dibukanya RTH baru ini. Kolam-kolam ini bisa membuat suhu kota lebih dingin, menjadi tempat rekreasi, dan memelihara ikan yang menjadi sumber protein warga.

Menata Sungai

Menata sungai sekaligus mengatasi banjir, menciptakan RTH dan ruang bisnis baru di pinggir sungai, dengan langkah-langkah antara lain:

• Menetapkan garis sempadan sungai, sebagai landasan hukum untuk menata sungai sampai ke sempadannya. Sungai-sungai yang seluruh alirannya berada di Kota Pekanbaru (Sail, anak Sail, Sibam, Terusan Cipta Karya, Tarai, Kelulut), garis sempadan sungainya ditetapkan oleh Walikota. Untuk kawasan perkotaan: 15 m dari tepi palung (untuk sungai tidak bertanggul dengan kedalaman sungai 3 s.d. 20 m), 3 m dari tanggul (untuk sungai bertanggul).

• Jalan inspeksi berada di luar garis sempadan ini, dan dibangun bertahap setelah wilayah sempadan sungai menjadi RTH.

• Volume kerukan sungai bisa diletakkan di daerah sempadan sungai 15 m (mulai dari tepi palung sampai dengan batas garis sempadan sungai), sehingga bisa dimanfaatkan untuk RTH. Backhoe loader di arah darat bisa digunakan untuk menarik dan meratakan volume kerukan dari sungai. Pengerukan sedimentasi di drainase kota juga bisa diletakkan di wilayah sempadan sungai ini.

• Tepi sungai bisa ditanami dengan beringin, bambu, bintaro, aren, pandan untuk menahan erosi pinggir sungai.

• Penataan sungai mengutamakan daerah yang dekat dengan akses jalan/perumahan sehingga RTH bisa lebih cepat dinikmati. ***

Baca : Pekanbaru Lancar: Mengatasi Kemacetan dan Jalan Rusak

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *