Puisi-puisi Karya Mohd Adid Ab Rahman, Melaka (Bag.9)

Esok Pun Palestina Tetap Begitu

Palestina digempur keangkuhan kuasa sang zionis
damai sekeliling berkecai menara rebah
satu demi satu insan embun
gugur syahid dicemburui surga
mempertahan sucinya al-aqsa
di situ tersimpan artifak sejarah agung
tergantung marwah agama langit
walau tak mampu persiap senjata canggih
semangat tempur terus berkobar
bahkan tak akan ikut matahari
terbenam di ufuk barat

Esok pun Palestina tetap begitu
hikayat luka kembali berulang
diserang
diterjang
kehausan musuh pengembara di padang pasir
tak putus-putus menggigit dendam
hilangkan negeri para anbia dari peta dunia

Pemuda-pemudi itu saudaraku
lihatlah terus bangkit berjuang sekuat tenaga
demi genggami sebuah kemenangan
seperti dalam setiap doa seiring denyut nadi

Melaka, Malaysia, 4 Desember 2022

Di Sepertiga Malam

Di sepertiga malam aku kerap abaikan penantian-Mu
karena terbuai keindahan duniawi gadis genit menggoda
padahal kesudahannya sekuntum kembang mawar
akan sirna waktunya sudah senja

Di sepertiga malam Engkau turun
Siap mendengar setiap butir rintihan seorang hamba
Lalu segera menutup segala pintu luka
Namun peluang emas acapkali terlepas
angin berlalu seperti asap melenyap
tak mungkin diputar kembali.

Bangunkan aku, Tuhan
aku ingin duduk bersama-Mu di sepertiga malam
mohon ampun atas segala keterlanjuran
tunjukkan jalan selamat dunia akhirat

Selandar, Melaka

Aku Mengharapkan Matahari Segera Muncul di Jendela

Sisa-sisa hujan terlekat di jalan dan daun
merajut lagu kemesraan terindah seharusnya kita maknai
dalam persahabatan dan persaudaraan
kenangan mengisi relung kalbu
kita tak temu garis pisah dalam janji
tapi kini hanya fatamorgana padang pasir
anganan semu tidak seperti jalan ke rumahmu
masih dapat kuingat pasti

Bau becak lorong-lorong mengurati kampung
seperti resah rintih para petani dan pekebun
ketika hasil tanaman tak berjaya dituai kerana banjir mendadak
akan berulang lagi musim ini
keringat darah tumpah tak tertebus
aku terpaksa berhati-hati mengatur jejak
hindar terpercik lumpur kotor
seperti jiwa tidak ikhlas dicemari ujub takbur
segala amalan jadi tak bernilai

Aku mengharap matahari segera muncul di jendela
Melenyapkan suram alam sekeliling
Semua tersenyum di bawah siraman cahaya

Melaka, Malaysia. 30 November 2022

—————————-
Mohd Adid Ab Rahman bermukim di Melaka, Malaysia. Pernah menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Banda Aceh dalam bidang Dakwah dan UTM, Skudai, Johor (Universiti Teknologi Malaysia). Seorang pesara guru KPM (Kementerian Pendidikan Malaysia). Berminat dalam bidang puisi sejak masih belajar di sekolah dan sekarang menjadi ahli Ikatan Persuratan Melayu Melaka. Puisi-puisi pernah muncul di Berita Harian, Utusan Borneo, Harian Ekspres, Mingguan Malaysia, majalah Dewan Sastera, Tamadun Islam, Wanita dan lain-lain. Majalah online seperti LamanRiau.com, PotretOnlinecom, Kosana.my.id., sksp-literary.com, Sabah360 online, Suarakrajan online dan Riausastra.com. Sudah mempunyai puluhan antologi bersama di antaranya Antologi C Antagonis (ASWARA 2020) Bahtera Merdeka (Tinta Karya 2020) Pasrah (PTK 2020), Citra Yang Tak Padam (Narangkai Publications 2021), Sejernih Embun (KS 2021), Menjunjung Langit (Pena Padu 2022), Tangisan Tengkujuh (Pena Padu 2022). *

Baca : Puisi-puisi Karya Mohd Adid Ab Rahman, Melaka (Bag.8)

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews