Kotabaru
berulang-kali senja memapah tubuhku ke sana, menghirup segala luka dan aroma lautan. Bayang seorang kekasih terlihat di tepi ombak, memanggil pulang cahaya, cinta yang terucap: di bibir.
angin November
denyut sebuah kapal
masuki kalbu
dan malam-malam asing mengakrabi tubuh.
Impian di seberang pulau, seseorang tak
kuasa menjaga setia. Ia pergi di akhir bulan
pengharapan
sajak tubuhku
dilantunkan musafir
cahaya fajar
di Kotabaru
haru seluruhku
Demak, 07 Agustus 2020
22 NOVEMBER
:awie
langit muram
di dadaku, kabar kesedihan
memuisi sendiri
ruhmu melayang
bersama mimpimimpi
dan doa-doa suci
Badau, 2018
Meditasi
kuhirup aroma hujan pertama di tanah merah
saat kepergian seorang sahabat membuka tabir sore
aku menanyakan satu kesedihan yang luruh,
bersama rintik di daun-daun hijau
Aku menghirup udara gigil yang lembut menerpa tubuh
seorang sahabat pergi dalam sepi diantar doa-doa
dan kenangan kecil perlahan terbuka-
seperti jendela
ketika detak jarum jam mengisi kepala
kulepaskan udara perlahan dari dada
bayangannya sirna tiba-tiba
Pandean, 26 November 2020
Mohamad Iskandar
Penulis puisi kelahiran Demak. Buku puisinya Dua Mata Haiku bersama Riami (2020) dan Lelaki Utara (2020). Sedang bergiat di Competer dan KEPUL.
Dapat dihubungi melalui FB: Mohamad Iskandar.
IG: Moissania
WA: 082328519750