Bisnis  

BRIN Lakukan Perjanjian Kerjasama dengan PT Arara Abadi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan perjanjian kerjasama dengan PT Arara Abadi.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Pusat riset konsevasi tumbuhan, kebun raya dan kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan perjanjian kerjasama dengan PT Arara Abadi tentang penelitian dan pengembangan pemulihan tanaman untuk produktivitas bahan baku serta dan konservasi sumber daya genetik di areal konsesi hutan tanaman industri PT Arara Abadi.

Perjanjian kerjasama ditandatangani langsung oleh Kepala Pusat riset konsevasi tumbuhan, kebun raya dan kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Andes Hamuraby Rozak, M.Sc dan Direktur PT Arara Abdi Edie Haris MZ di Perawang Kabupaten Siak Provinsi Riau, Jumat 23 Desember 2022 kemarin.

Direktur PT Arara Abdi Edie Haris MZ menjelaskan maksud dan tujuan perjanjian kerjasama ini yaitu untuk mewujudkan kepedulian dan partisipasi dalam memberikan sumbangan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional.

“Pihak pertama yaitu BRIN dalam perjanjian kerjasama ini akan melakukan penelitian dan pengujian ketahanan tanaman hasil pemulihan jenis akasia dan ekaliptus terhadap penyakit Ceratocystis di areal konsesi kita,” Kata Edie Haris.

Selain itu dijelaskan Edie Haris BRIN juga akan melaksanakan prototipe atau pengembangan peningkatan produktivitas industri pulp atau kertas berbasis variates unggul menuju green industry.

“Di areal konsesi kita BRIN juga akan meneliti pengembangan spesies tumbuhan Melaleuca sebagai alternatif dilahan gambut. Termasuk juga mereka meniliti pengembangan tanaman lokal yaitu geronggang di areal konsesi kita,” ungkap Edie Haris.

Dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini antara BRIN dan PT Arara Abadi disepakati tujuh kegiatan yaitu:

Pertama perakitan dan pengemabangan variates baru jenis akasia dan ekaliptus di areal PT Arara Abadi. Kedua pengujian klon acacia mangium terhadap penyakit ceratocystis.

Ketiga pengembangan protipe peningkatan produktivitas industri pulp atau kertas berbasis variates unggul menuju green industry. Keempat pengembangan spesies tumbuhan melaleuca sebagai alternatif dilahan gambut

Kelima pengembangan tanaman lokal yaitu geronggang untuk bahan baku kertas. Keenam Pembangunan uji provenans cemara udang dan terakhir (tujuh) pengayaan pada areal konservasi In-Situ Kulim. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *