Riau Rawan Kosmetik Berbahaya, Ini Tips Pilih Produk Aman

Talkshow BPOM Pekanbaru Cerdas Memilih Kosmetik Yang Aman.

LAMANRIAU.COM , PEKANBARU – Riau termasuk satu daerah rawan dalam penyebaran kosmetik berbahaya.

Masyarakat pun diharapkan bijak dan cerdas dalam memilih kosmetik.

“Riau ini termasuk daerah rawan penyebaran kosmetik berbahaya,” kata Kepala BPOM Pekanbaru, Alex Sander SFarm Apt MH dalam acara Talkshow Cerdas Memilih Kosmetik Yang Aman, Senin (16/12/2024).

Talkshow digelar di halaman kantor BPOM Pekanbaru menghadirkan dua narasumber lainnya.

Yakni Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Pekanbaru, Gusti Yanti dan Dr dr Tengku Syarifah Dessi Indah Sari, staf pengajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran UNRI.

Dikatakannya, masyarakat bisa menghindari beli produk kosmetik yang berbahaya. Misalnya dengan melihat tabel di produk, membaca komposisi produk.

Selain itu, bisa mengecek izin edar produk lewat BPOM mobile. Bila tidak ada izin edar, jangan dibeli.

“Masyarakat harus jeli. Cek di BPOM Mobile nomor izin edar. Ada scan barcode. Kita harus melindungi diri dari produk yang tidak terdaftar,” beber Alex.

BPOM Pekanbaru, sudah beberapa kali melakukan penindakan dengan menggandeng pihak kepolisian dalam hal ini Polda Riau. Beberapa tempat pernah diungkap sebagai gudang produk yang tidak berizin.

Dessi Indah Sari dalam paparannya memberi tips dalam memilih produk kosmetik yang aman.

“Cara paling mudah mendeteksi itu muncul efek samping. Paling sering kita temukan cream pemutih. Awalnya putih, enam bulan kemudian hitam di pipi kiri dan kanan. Ngak hilang. Itu mengandung hidrokinon,” katanya.

“Iritasi banyak disebabkan bahan-bahan yang mengandung zat tertentu. Kalau seperti itu, hentikan penggunaannya,” tambahnya.

Dikatakannya, 80 persen efek samping kosmetik berbahaya biasanya masuk kategori ringan.

Setelah dihentikan pemakaiannya, maka efek samping berangsur hilang.

“Kalau efek samping sedang dan berat, temui dokter spesialis,” ujarnya.

Ia pun meminta kepada masyarakat untuk terlebih dahulu mengetahui apa yang akan diperbaiki sebelum mengambil tindakan.

Seperti apakah perawatan biasa atau lainnya

“Kita memastikan dulu menggunakan obat itu untuk apa. Kalau hanya untuk perawatan diri, kita bisa memilih kosmetik. Tapi kalau untuk flek hitam, jerawat, itu bisa ke dokter spesialis,” ujarnya.

Gusti Yanti mengatakan saat ini terdapat 290 klinik di Pekanbaru. Dari jumlah tersebut 61 merupakan klinik kecantikan.

“Kami dari sisi Dinas Kesehatan Pekanbaru, hanya keluarkan rekomendasi perizinan,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk menggunakan klinik yang sudah berizin. Begitu juga peralatan sudah standarisasi serta tenaganya. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews