LAMANRIAU.COM , PEKANBARU – Rapat koordinasi antar-pemangku kepentingan Revitalisasi Bahasa Melayu Riau yang ditaja Balai Bahasa Provinsi Riau di Pekanbaru menghasilkan sejumlah rekomendasi.
Di antaranya komitmen daerah untuk mendukung kegiatan dan penganggaran tahapan-tahapan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD).
Kegiatan rapat koordinasi RBD, 19-20 Mei 2025 dihadiri 55 peserta dari empat kabupaten di Riau sebagai daerah sasaran tahun 2025. Yakni Kabupaten Bengkalis, Siak, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dr Arden Simeru, MKom dalam sambutannya saat membuka acara sangat mengapresiasi kegiatan RBD yang ditaja Balai Bahasa Provinsi Riau.
“Balai Bahasa Riau sudah mengemban tugas mulia dan tangung jawab bersama dalam pelestarian bahasa Indonesia dan daerah. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini,” kata Arden.
Menurut Arden, kegiatan pelestarian bahasa daerah harus dikemas dalam penyajian kekinian. Seperti Kemah Cerpen yang sudah dilakukan Balai Bahasa Riau tahun 2024.
Arden juga menyadari perbedaan dialek dan ragam bahasa Melayu Riau. “Gaya orang Kampar dengan orang pesisir akan berbeda. Ini adalah suatu kekayaan budaya yang indah,” sebutnya.
“Untuk itu, pemda di Riau siap mendukung kegiatan pelestarian bahasa daerah,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, saat ini di Riau terdapat 259 ribu siswa SMA dan SMK yang bisa dijadikan sasaran pelestarian bahasa Melayu Riau untuk diajak berkolaborasi di satuan pendidikan. “Kita siap memfasilitasi,” kata Arden.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Dr Umi Kalsum MHum mengatakan, RBD menjadi program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sejak tahun 2023.
Di Provinsi Riau, kegiatan RBD sudah dilakukan sejak tahun 2024 di empat kabupaten/kota. Yakni Kota Dumai, Kabupaten Inhu, Kampar, dan Kepulauan Meranti.
“Alhamdulilah berjalan lancar dengan capaian pengimbasan 4.158 siswa dan guru terimbas,” bebernya.
Sedangkan untuk tahun 2025, RBD dilangsungkan di empat kabupaten lain, yaitu Kabupaten Bengkalis, Rokan Hulu (Rohul), Rokan Hilir (Rohil), dan Siak.
Rangkaian kegiatan RBD meliputi (1) Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Daerah/Pemangku Kepentingan dan Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Modul Pembelajaran, (2) Bimbingan Teknis Pengajar Utama.
Kemudian (3) Pengimbasan Pembelajaran di Sekolah, (4) Pemantauan dan Evaluasi, (5) Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kabupaten, (6) Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi, dan (7) Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional.
Menurut Umi, Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Riau merupakan upaya pelestarian melalui beragam pelatihan/pengajaran dan lomba. Ada komedi tunggal, berpidato, mendongeng, menulis cerpen, puisi, menulis arab melayu, dan tembang tradisi (bersyair).
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pendidikan Riau dan Rektor Universitas Lancang Kuning Prof Dr Junaidi, Dr Elmustian Rahman dari Universitas Riau, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kota Dumai H Yusmanidar, SSos MSi.
Sementara sebagai peserta para kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Lembaga Adat Melayu Riau, sastrawan, dan ahli bahasa dari Kabupaten Siak, Bengkalis, Rohul, dan Rohil. (Rls)