LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Berbagai prediksi dan teka teki akhirnya terjawab setelah dibukanya pendaftaran Bakal Calon Gubernur Riau 2018 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setidak pesta demokrasi rakyat Riau ini akan diikuti empat pasangan yang akan berebut kursi kepemimpinan lima tahun kedepan.
Bakal Calon pasangan pertama yang sudah dari jauh hari mengemuka adalah petahana H. Arsyadjuliandi Rachman dengan menggandeng Bupati Rokan Hilir H. Suyatno. Pasangan ini mengantongi kekuatan penuh dari Partai Golkar 14 kursi, PDIP 9 kursi dan Partai Hanura 2 kursi.
Kekuatan besar bagi pasangan tersebut dianggap merupakan strategi besar untuk meraup suara lebih dari sekitar 4 juta masyarakat pemilih di Riau. Selain didukung partai besar, keduanya adalah birokrat aktif yang punya pengaruh di masyarakat.
Sementara pasangan pertama yang sudah mendaftarkan diri ke KPU Riau adalah H. Syamsuar-Edy Natar Nasution. Duet Bupati Siak bersama Danrem 031/WB ini juga dianggap punya kekuatan yang tak kalah besar karena dukungan partai militan PKS, PAN dan Nasdem dengan 13 kursi di parlemen.
Syamsuar-Edy juga sudah lama disebut-sebut akan meramaikan pesta demokrasi, sayangnya mereka tak mendapat dukungan partai sendiri. Syamsuar harus berjuang mati-matian dengan Andi Rachman untuk mendapatkan Partai Golkar. Suara Golkar dianggap akan menjadi penentu persaingan kedua pasangan ini, karena terpecah.
Pasangan ketiga muncul di penghujung dimulainya pertarungan adalah H. Firdaus MT-H. Rusli Efendi. Walikota Pekanbaru ini akhirnya mendapat restu Partai Demokrat setelah memiliki dukungan dari PPP yang mengantarkan kadernya Rusli Efendi sebagai pasangan.
Dengan kekuatan Partai Demokrat 9 kursi dan PPP 5 kursi, pasangan ini juga dianggap mampu menggoyang kekuatan petahana. Pertama dari sisi demografi politik, Andi Rachman yang dianggap punya basis besar di wilayah Kampar, akan tergerus suara Firdaus sebagai putra asli Kampar. Apalagi Firdaus juga didukung kekuatan mantan Bupati Kampar Jefri Noer serta Ketua PPP Riau yang saat ini aktif sebagai Bupati setempat.
Dari sisi lain, kekuatan yang diharapkan dari Suyatno sebagai Bupati Rokan Hilir, juga harus berbagi dengan Rusli Efendi sebagai tokoh dari wilayah itu. Rusli juga mantan ketua DPW PPP Riau beberapa periode duduk sebagai anggota dewan.
Pasangan lain yang masih menjadi tanda Tanya adalah Lukman Edy-Hardianto, Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini sebelumnya sudah mengantongi dukungan PKB untuk maju berpasangan dengan Ketua Demokrat Riau H. Asri Auzar. Dalam perebutan dukungan, Demokrat justru memilih meninggalkan PKB.
Kekuatan dari pasangan ini adalah 13 kursi yakni 7 Gerindra dan 6 dari PKB. Pasangan sesame wakil rakyat, karena Hardianto yang juga Sekretaris DPD Gerindra juga tercatat sebagai anggota DPRD Riau daerah pemilihan Bengkalis, Dumai, Kepulauan Meranti.
Meski pun pilihan jatuh di detik terakhir, pasangan ini juga dianggap punya basis tak kalah penting. Lukman Edy merupakan putra Indragiri Hilir dan pernah tercatat sebagai mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SBY. Terakhir Lukman juga sukses memimpin Ketua Pansus RUU Pemilu. (rul)