LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Masyarakat Kabupaten Siak dan Kepulauan Meranti akan menikmati fenomena langka gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada 29 Desember 2019 mendatang.
Meski terbilang masih lama, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sudah mulai menginformasikan kepada masyarakat. “Gerhana matahari cincin akan melintasi Kabupaten Siak, pada 29 Desember 2019 mendatang,” ungkap Kabag Humas Lapan, Jasyanto, Jumat (10/8).
Dia mengatakan, selain Riau, gerhana matahari cincin juga akan melintasi beberapa provinsi di Indonesia seperti Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Dari sejumlah provinsi yang akan dilalui jalur gerhana tersebut, titik Greatest Eclipse, yaitu ketika sumbu bayangan bulan berada paling dekat dengan pusat bumi jatuh di wilayah Kabupaten Siak dan Pulau Padang Kabupaten Kepulauan Meranti pada lokasi 1,0089° LU- 102,2465° BT.
“Di sekitar Pulau Padang dan Siak durasi fase cincin selama 3 menit 39 detik, mulai pukul 10.22 WIB berpuncak pada 12.17 WIB dan berakhir pada 14.13 WIB,” kata Jasyanto.
Sementara dari wilayah lainnya, sambung dia, fenomena tersebut akan bisa diamati sebagai fenomena gerhana parsial.
Jasyanto menjelaskan, pusat sains antariksa akan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Siak untuk mempersiapkan diri menyambut fenomena gerhana matahari cincin, yang dapat diperluas pada kegiataan keantariksaan lainnya apabila diperlukan di kemudian hari.
“Kami juga mengajak masyarakat dari sekarang untuk menyaksikan fenomena ini. Apalagi Siak dikenal daerah yang memiliki objek wisata bersejarah,” tambah Jasyanto.
Terkait gerhana matahari cincin, Jasyanto menjelaskan, gerhana matahari terjadi saat bulan berada pada fase bulan baru, ketika posisi bulan terletak antara bumi dan matahari.
“Perlu diingat bahwa gerhana matahari tidak selalu terjadi pada tiap fase bulan baru. Hal ini dikarenakan bulan bergerak mengelilingi bumi dengan kemiringan orbit lebih kurang lima derajat celcius terhadap bidang orbit Bumi terhadap matahari atau ekliptika,” tuturnya.
Saat gerhana, kata Jasyanto, piringan matahari di langit akan tertutup piringan bulan sehingga cahaya matahari akan terhalang.
Kerucut bayang-bayang bulan yang disebut umbra dan penumbra akan jatuh ke sebagian wilayah permukaan Bumi. (kpc)