LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau hingga saat ini masih memiliki persediaan masker yang cukup untuk disdistribukan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi kabut yang lebih pekat.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Diskes Riau, Yohanes mengatakan, saat ini pihaknya masih memiliki stok sebanyak 7.511 kotak masker. Satu kotak berisi 50 pcs masker. Artinya saat ini jumlah masker yang tersedia di dinas kesehatan Riau sebanyak 375.550 pcs masker.
“Masker yang ada kita simpan di Gudang Instalasi Farmasi Diskes Riau. Stok masker ini sewaktu-waktu bisa kita distribusikan ke masyarakat jika kondisi kabut asap mulai pekat,” kata Yohanes, Jumat (2/8/2019).
Sejauh ini pihaknya sudah membagikan ribuan masker ke masyarakat. Terkahir dibagikan, Kamis (1/8/20219) kemarin dan Selasa lalu di sejumlah lokasi di Kota Pekanbaru.
“Hari Selasa kemarin kita bagikan 14 ribu lembar, kemudian hari Kamis kemarin dua ribu lembar. Total jumlah masker yang sudah kita bagikan sebanyak 16 ribu lembar, ” ujarnya.
Seperti diketahui, dampak kabut asap dari kebakaran lahan yang terjadi sejak beberapa hari belakangan ini mulai mengancam kesehatan warga Riau.
Sejumlah warga mulai menderita penyakit saluran pernapasan. Banyaknya warga yang terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) diduga kuat akibat udara di Riau yang sudah terpapar kabut asap.
Sejak beberapa hari belakangan ini kabut asap terasa menyengat dihidung dan membuat mata perih. Kabut asap juga terlihat jelas dengan berkurangnya jarak pandang. Terutama saat pagi hari.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dalam kurun waktu satu bulan, Juli 2019, setidaknya ada 7.269 warga Riau yang terserang penyakit saluran pernapasan atau ISPA.
Terbanyak ada di Dumai yang mencapai 5.028 orang. Kemudian disusul Pelalawan 779 orang, diurutan ketiga adalah Kabupaten Kampar 708 orang.
Selanjutnya Kota Pekanbaru 258 orang dan kabupaten Rohil 250 orang. Kemudian Kabupaten Bengkalis dan Siak tercatat kasus IPSA dengan jumlah yang sama yakni 167 orang.
“Data yang masuk dan dilaporkan ke kita baru 7 kabupaten kota itu. Selebihnya belum ada menyampaikan laporannya ke kita. Kita belum tau apakah yang belum melaporkan ini tidak ditemukan kasus ISPA di daerahnya, atau ada kasus tapi belum sempat dilaporkan ke kami,” kata Yohanes. (*)