Riau  

LAM Riau Tolak Rencana Pertamina Serahkan Blok Rokan ke Pihak Asing

Ketua DPH LAM Riau, Datuk Syahril Abubakar.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau merespons pernyataan Dirut PT Pertamina yang berencana menjual saham Blok Rokan ke pihak asing.

LAM menyayangkan sikap Pertamina yang dianggap tidak berpihak kepada nasional dan daerah Riau.

Apalagi sebelumnya perwakilan dari masyarakat Riau sudah menemui Wakil Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) menyatakan siap ikut dalam pengelolaan Blok Rokan di luar Participating Interest (PI) 10 persen.

“Kami sudah menemui Wamen ESDM dan mendukung rencana LAM dan Riau untuk terlibat mengelola Blok Rokan. Kenapa Pertamina langsung mengatakan akan menyerahkan ke asing,” kata Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM Riau Datuk Syahril Abubakar di gedung LAM Riau Minggu (8/9/2019).

Pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Menteri ESDM tentang kesiapan untuk terlibat dalam pengelolaan, mulai dari kesiapan SDM, dan modal dalam pengelolaan.

“Kami tidak kurang untuk modal, cukuplah selama puluhan tahun hasil minyak di Riau ini tidak kami nikmati. Sekarang produksi sudah sedikit dan berikan ruang bagi kami daerah ikut mengelola,” kata Syahril.

Sebelumnya pihak LAM dan tokoh masyarakat berupaya untuk bertemu dengan pihak Pertamina membicarakan rencana kerja sama dan pelibatan Riau dalam pengelolaan migas tersebut.

Hanya saja belum jadi bertemu dan terakhir, pihak LAM meminta agar difasilitasi Komisi VII DPR RI, agar ada pembicaraan terkait pengelolaan bersama blok Rokan itu.

“Kami akan upayakan untuk menemui Pertamina, dimanapun bahkan di jalanan nanti akan kami coba menemui,” tegas Syahril.

Syahril juga dengan tegas bila Pertamina tetap menyerahkan pengelolaan Blok Rokan ke asing sama dengan menyakiti masyarakat Riau dan melukai perasaan pemerintah yang sebelumnya sudah berjuang mengambil Blok Rokan dari Chevron.

“Jangan sampai tunggu kami masyarakat Riau marah. Karena upaya pemberian ke asing ini sama dengan menyakiti orang Riau dan Pemerintah pusat,” jelas Syahril.

Sebagaimana diketahui Blok Rokan akan berakhir kontrak kerja sama dengan PT Chevron Pasific Indonesia setelah dikelola 94 tahun. Sudah memproduksi 11,5 Miliar barel hingga 2017.

Saat ini produksi Blok Rokan 26 persen dari produksi nasional dan cadangan 100 sampai 150 miliar barel. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *