LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – PT Bank Riau Kepri (BRK) tak bisa dibilang sukses karena telah mengumpulkan deviden sebesar Rp84 miliar sepanjang tahun 2019.
Pasalnya, angka tersebut jauh dari pencapaian target yang diharapkan sebesar Rp114 miliar.
Tapi walaupun begitu, bak kata anggota Komisi III DPRD Provinsi Riau Abu Khoiri, secara umum dari sekian jumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada, PT BRK bisa memberikan kontribusi bagi anggaran daerah.
Hanya saja, untuk sekelas perusahaan bank plat merah yang telah lama berdiri, mestinya PT BRK mampu berinovasi agar lebih baik ke depan.
“Kalau Cuma melihat hasil yang didapat dari sejumlah BUMD di Riau, memang PT BRK punya kontribusi lumayan besar. Namun, ini mesti ditingkatkan lagi, peran serta mereka dalam pengelolaan daerah. Terutama yang berkaitan dengan pembinaan UMKM. Harusnya punya terobosan lebih baik lagi lah,” ungkap Abu Khori kepada lamanriau.com.
Politisi PKB itu menegaskan, PT BRK jangan sekedar mengandalkan perolehan dari pengelolaan uang daerah semata. Bank ini tentu harus mampu berkembang menjadi bank yang dapat mengambil peran langsung kepada masyarakat.
“Hasil yang Rp84 miliar itu kan jauh dari target. Tapi kami maklum lah, karena alasan manajemen yang ‘pincang’ saat itu. Karena ada beberapa jabatan kosong. Jadi, kita harapkan nantinya dalam pengangkatan direksi baru dari pemilik saham, agar PT BRK lebih baik dari sekarang,” ujarnya.
Abu Khoiri menggarisbawahi, pada jajaran direksi dan komisaris yang baru nanti PT BRK hendaknya mampu menghadirkan program aktif dan efektif tanpa menghamburkan biaya yang tak berfaedah.
“Masalah-masalah yang terjadi selama ini tentu dijadikan evaluasi,” tutup tokoh asal Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) itu. (RUL)