LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Hingga saat ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menginfokan bahwa terdapat delapan dokter yang sudah meninggal dunia di tengah pandemi corona (Covid-19). Namun Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng Mohammad Faqih, menjelaskan bahwa dari delapan dokter yang gugur itu, hanya empat yang bertugas merawat pasien corona secara langsung.
Mereka adalah dr. Hadio Ali, SpS anggota IDI Cabang Jakarta Selatan, dr. Djoko Judodjoko, SpB anggota IDI cabang Kota Bogor, dr. Bambang Sutrisna anggota IDI cabang Jakarta Timur, dan dr. Adi Mirsaputra SpTHT anggota IDI cabang Kota Bekasi.
“Kami memang sangat sedih dan berduka mendengar kawan kita jatuh menjadi korban karena pandemi corona ini. Namun tenaga medis dan kesehatan lainnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kami tidak ada pilihan selain bersemangat, sabar dan juga hati-hati dalam merawat pasien. Kami imbau pengorbanan kawan-kawan yang sudah jatuh menjadi korban harus dihargai bersama,” tuturnya kepada Beritasatu, kemarin malam.
Sementara tiga dokter lainnya yang juga terinfeksi virus ini dan meninggal dunia adalah dr Laurentius P, SpKJ anggota IDI cabang Jakarta Timur, dr Ucok Martin, SpP anggota IDI cabang Medan, dan dr Iwan Dwiprahasto, M.Med anggota IDI cabang Yogyakarta. Mereka tidak bertugas merawat pasien secara langsung tapi turut terinfeksi virus corona.
“Prof Iwan bukan karena melayani, tetapi beliau itu ahli farmatologi. Ada kolega yang menyatakan beliau pernah bertemu tamu dari luar negeri, ada juga bilang karena beliau melayat kawannya yang meninggal karena Covid-19. Sedangkan dr Laurentius, beliau adalah direktur di RS Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol. Sampai meninggal tidak disadari positif Covid-19, tapi dari informasi setelah beliau meninggal, keluarganya juga positif Covid-19. Namun, kami belum tahu mereka tertular dari mana,” terangnya.
Kemudian satu dokter lagi, yakni dr. Toni Daniel Silitonga anggota IDI Cabang Bandung Barat, wafat karena penyakit jantung. Daeng mengisahkan, di hari-hari terakhirnya dr Toni sibuk mempersiapkan fasilitas kesehatan khususnya di wilayah Bandung Barat agar siap terhadap ancaman corona. Ia juga memberikan edukasi secara luas kepada masyarakat untuk mencegah corona.
“Beliau terkena gangguan jantung akibat kecapekan. Ia diketahui sangat sibuk melaksanakan tugas di Dinkes Bandung sebagai PIC penanganan Covid-19 di daerahnya,” ungkapnya. (BSC)