Bisa Jadi Bom Waktu, Penyebaran Virus Corona Kini Picu Persoalan Keamanan

Ilustrasi/NET

LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Penyebaran Covid-19 hingga kini masih menjadi persoalan di Indonesia. Jumlah penderita positif yang semakin hari semakin bertambah harus bisa segera diatasi agar persoalan tersebut tidak menjadi bom waktu di kemudian hari.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengingatkan, penyebaran Covid-19 saat ini sudah bisa memicu persoalan keamanan nasional. Di antaranya bisa memicu peningkatan kejahatan dan radikalisme, mulai dari aksi aksi pencurian, jambret, perampokan, penjarahan, vandalisme, bahkan hingga terorisme.

“Penyebaran Covid-19 di Indonesia jika tidak segera diselesaikan bisa memicu persoalan keamanan nasional. Semua ini harus diwaspadai dan menuntut kesiapsiagaan semua pihak,” kata Ken Setiawan, di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Menurut dia, saat ini ada cukup banyak alasan terjadinya aksi-aksi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional. Di antaranya adalah sudah ada cukup banyak masyarakat yang kehilangan mata pencarian ataupun pekerjaan sebagai akibat dari penyebaran Covid-19.

Karena itu, aksi-aksi seperti pencurian, perampokan, penjarahan, vandalisme, dan lain-lain bukan mustahil muncul bila rakyat sudah lapar dan tidak memenuhi kebutuhannya. Bukan tidak mungkin, kondisi ini juga akan bisa memicu munculnya radikalisme dengan mengatasnamakan agama.

Dirinya meyakini, kasus Covid-19 yang terkena dampak dan merasakan betul efeknya sebagian besar ada di wilayah perkotaan. Daerah hanya terkena imbas dari penyebaran corona dan hingga saat ini masih nampak sulit untuk dibendung.

Pemerintah saat ini memang memperhatikan kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun demikian di sisi lain, dirinya meyakini bantuan dari pemerintah tersebut tidak akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Banyak yang mengklaim tidak mendapatkan bantuan, Ada yang miskin sungguhan dan ada yang miskin hanya karena iri tidak mendapat jatah. Kondisi ini harus betul-betul diperhatikan,” ungkap Ken.

Di perkotaan, persoalan distribusi juga menjadi krusial sebab ketika bila ini berkepanjangan rakyat akan menghadapi krisis.

Berbeda dengan di daerah, jika di perdesaan, petani baru saja melewati masa panen maka hasilnya bisa dipakai untuk bertahan beberapa bulan ke depan.

Adapun kesulitan yang juga akan dihadapi masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan adalah kenaikan beberapa bahan pokok. Namun, berbeda dengan masyarakat perkotaan, masalah utama masyarakat di daerah adalah tidak terbiasa dengan pembatasan sosial.

Menurutnya, mayoritas terdampak Covid-19 adalah masyarakat menengah ke bawah yang terbiasa dengan penghasilan harian. Akibat dari mewabahnya virus, hampir seluruh masyarakat menengah ke bawah merasakan imbasnya. (BSC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *