LAMANRIAU.COM, MEDAN – Sekitar 80 tenaga medis yang meliputi dokter umum, dokter spesialis, petugas laboratorium, radiolog, dan perawat, yang khusus menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit GL Tobing, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, dilaporkan meninggalkan Hotel Wings di Jalan Arteri Kualanamu, Deli Serang, Sumatera Utara (Sumut).
Selain meninggalkan hotel yang selama ini dijadikan tempat penginapan selama mengangani pasien Covid-19, seluruh tenaga medis itu dikabarkan diberhentikan dari tugasnya tanpa alasan jelas. Seluruh tenaga medis itu juga belum menerima insentif dari pemerintah sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dokter Aris Yudhariansyah dalam keterangan resminya di akun YouTube Humas Sumut yang dilihat Minggu (3/5/2020) menyampaikan tidak ada pemutusan sepihak oleh Pemprov Sumut terhadap puluhan tenaga medis tersebut.
“Yang ada, setiap bulan RS GL Tobing, rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumatera Utara itu memperbarui sistem sumber daya manusia (SDM), sehingga tidak membuat tenaga kesehatan menjadi lebih lama bekerja di rumah sakit tersebut. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di RS GL Tobing dan RS Martha Friska,” ujarnya.
Aris menyampaikan Pemprov Sumut segera membayarkan uang insentif seluruh tenaga medis yang selama ini turut dalam penanganan pasien Covid-19. Pembayaran insentif yang diatur dalam regulasi itu dilakukan dalam waktu dekat. Seluruh tenaga medis itu direkrut untuk membantu rumah sakit rujukan Covid-19.
Sebelumnya, salah seorang dari relawan yang bertugas sebagai perawat di RS GL Tobing, Teddy Soaloon Purba menyampaikan pihaknya diminta untuk segera meninggalkan hotel, Sabtu sore kemarin. Mereka juga mendapat kabar diberhentikan secara sepihak tanpa ada pemberitahuan. Hal tersebut membuat mereka bingung.
“Sebelumnya kami diminta supaya dalam satu kamar diisi dua orang. Namun, arahan itu ditolak. Kemudian, kami diberhentikan dan diminta untuk meninggalkan penginapan. Kita sedih karena pemberhentian ini tanpa ada surat keputusan resmi. Insentif yang dijanjikan juga belum diterima,” katanya.
Laporan puluhan tenaga medis yang dipaksa keluar dari hotel menjadi heboh setelah akun YouTube Joniar menyampaikan kondisi para tenaga medis dari lokasi hotel di Jalan Arteri Kualanamu 9, Tumpatan Nibung, Batang Kuis, Deli Serdang.
“Hari ini pada tanggal 2 Mei 2020, saya ada di seputaran Kualanamu, tepatnya di hotel tempat penginapan para pejuang Covid-19 RS GL Tobing Medan. Saya dapat berita bahwa para pejuang rumah sakit dan paramedis dipaksa keluar dari rumah sakit harus meninggalkan hotel tempat penginapan mereka jam 12 siang tadi,” ungkap Joniar.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Alwi Mujahit menyampaikan anggaran yang dikeluarkan dalam penanganan Covid-19 selama dua pekan mencapai Rp 530 juta. Jumlah itu untuk penanganan pasien dan tenaga medis di rumah sakit rujukan.
“Untuk menghemat pengeluaran, kita sudah meminta mereka supaya dua orang dalam satu kamar. Namun, mereka menolaknya. Kita tidak menginginkan masalah ini menjadi berlarut-larut. Jangan sampai pasien Covid-19 menjadi terabaikan. Jika memang terpaksa, maka pasien akan dipindahkan,” sebutnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan Pemprov Sumut menambah alokasi anggaran penanganan pandemi Covid-19 menjadi sebesar Rp 1,5 triliun dari jumlah sebelumnya sekitar Rp 500 miliar. Penambahan anggaran tersebut sudah meliputi jaring pengaman kesehatan, ekonomi, sosial, dan keuangan.
“Langkah ini dilakukan Pemprov Sumut sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Kita sudah melakukan penghitungan secara cermat APBD. Untuk penanganan Covid-19, kita alokasikan anggaran Rp 1,5 triliun. Apabila ada perubahan, akan disesuaikan lagi ke depannya,” katanya. (BSC)