LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Untuk memenuhi kebutuhan pangan di Provinsi Riau, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah melakukan gerakan menanam, dengan cara memanfaatkan lahan kosong milik pemerintah. Hal ini juga seharusna diikuti pemerintah kabupaten dan kota di Riau dalam menjaga kebutuhan pangan masyarakat.
Wakil Gubernur Riau, Edy Nasution mengatakan, Kamis (14/5/2020) di Gedung Daerah Balai Serindit, bahwa ketahanan pangan harus dilakukan di Bumi Lancang Kuning ini saat Covid-19 dan pasca Covid-19 nantinya.
“Walaupun saat ini ketahanan pangan kita aman sampai akhir tahun. Namun kita jangan lengah dan bisa mengambil langkah ketahanan pangan sebagai upaya antisipasi. Sebab, sebagian besar kebutuhan pangan dipasok dari provinsi lainnya, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa,” kata Edy Nasution.
Edy Nasution mengajak semua komponen dan pemerintah kabupaten/kota di Riau untuk menjaga ketahanan pangan dan jangan sampai terjadi kelangkaan sembako serta kebutuhan pangan.
“Semua komponen yang ada menjaga agar tidak terjadi kelangkaan sembako dan kebutuhan pangan. Konsumen juga jangan sampai terganggu dan ketepatan dalam pasokan diperlukan. Silahkan setiap kabupaten dan kota menanam pangan sesuai karakteristik dari tanah di daerahnya masing-masing,” ungkap Edy Nasution.
Dalam seminar ketahanan pangan dengan pemerintah pusat yang dihadiri Edy Nasution secara daring melalui video conference, juga dihadiri mantan Wakil Menteri Pertanian (2010-2011), Wakil Menteri Perdagangan (2011-2012), Bayu Bayu Krisnamurti dan Kepala Badan Ketahanan Pangan RI, Agung Hendriadi.
Bayu Krisnamurti mengatakan, bahwa pemerintah dan masyarakat jangan melihat komoditas secara parsial. Dianalogikan dirinya, bahwa kalau ada satu piring nasi ramas, bukan hanya ada nasi saja dalam piring tersebut. Tapi ada daging/ayam, tempe/tahu, sayuran dan lainnya.
“Bicara ketahanan pangan itu petani pangan pun konsumen pangan. petani padi pun membeli beras. Artinya tidak bisa melihat kebutuhan pangan secara terpisah, namun harus secara utuh,” kata Bayu.
Agung Hendriadi juga mengatakan, bahwa tantangan ketahanan pangan sekarang dan pasca Covid-19, yakni bagaimana ketahanan pangan saat ini tetap diproduksi. Konsumsi pun tidak terpengaruh secara kuantitas dan kualitas.
“Dalam kondisi yang sekarang ini, diketahui bahwa harga kebutuhan pangan cenderung tidak berpola. Namun akan ada tantangan besar yang akan kita hadapi, yaitu ancaman kekeringan,” ujar Agung. (MCR)