LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Produksi padi gabah kering giling dan beras Riau perkiraan tumbuh positif selama tahun 2020 ini. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Sumatra Barat yang malah turun.
Baca : Bulog Sediakan 100 Ton Beras untuk Kabupaten/Kota di Riau
Berdasarkan Kerangka Survei Area (KSA) potensi produksi beras Riau tahun ini perkirakan naik 16,66 persen. Dari tahun lalu sebesar 131,82 ribu ton menjadi 153,78 ribu ton beras. Angka ini terhitung jika produksi padi konversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Misfaruddin menjelaskan produksi beras sepanjang Januari hingga September 2020 yaitu 125,36 ribu ton atau meningkat sebesar 5,20 ribu ton (4,33 persen) banding 2019 sebesar 120,16 ton. Potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 28,42 ribu ton beras.
“Ternyata dengan metode survei KSA produksi beras kita Januari – Desember 2020 angka sementara sebesar 153,78 ribu ton,” kata Misfaruddin, kemarin.
Produksi padi Gabah Kering Giling (GKG) Riau juga prediksi naik 16,66 persen (38,47 ribu ton) berbanding 2019 dari 230,87 ton menjadi 269,34 ribu ton. Sejauh ini, perkembangan produksi dari Januari hingga September 2020 perkiraan sudah mencapai 219,56 ribu ton.
Berdasarkan hasil Survei KSA, terjadi pergeseran puncak panen padi tahun ini yaitu pada Maret 2020. Sementara tahun lalu terjadi pada bulan Februari.
Kabupaten Indragiri Hilir menopang produksi padi tertinggi mencapai 78.982, lalu Rokan Hilir 37.834 dan Siak 28.476 GKG.
Selanjutnya, realisasi panen padi Januari hingga September 2020 sebesar 58,08 ribu hektar. Potensi panen Oktober hingga Desember 2020 sebesar 13,55 ribu hektar. Secara kumulatif potensi luas panen padi 2020 mencapai 71,63 ribu hektare, atau naik sekitar 8,49 ribu hektare (13,45 persen).
“Perlu perhatikan pergerakan beras antar provinsi dan kabupaten/kota. Updating luas lahan baku sawah perlu kami lakukan. Kemudian jumlah stok perlu amati dari waktu ke waktu. Artinya perlu diamati per bulan bukan kumulatif satu tahun,” kata Misfaruddin.
Hasil Sumbar Menurun
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Riau Syahfalefi menyatakan hasil beras Riau pada 2019 baru bisa mencukupi sekitar 23,6 persen atau sebanyak 147.090 Ton dari total konsumsi sebanyak 623.274 ton. Sisanya ditopang dari provinsi tetangga seperti Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Pihaknya pun mendorong peningkatan produksi beras mengingat jumlah penduduk Riau pada 2024 sebanyak 7,4 juta jiwa dengan kebutuhan beras mencapai 662.475 ton.
Sementara itu, produksi beras Sumbar menurun berbanding tahun lalu. BPS Sumbar merilis produksi beras yang jika dari hasil padi pada 2020 perkiraan sebesar 835,74 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 18,52 ribu ton atau 2,17 persen dari tahun 2019 yang sebesar 854,27 ribu ton.
Kemudian produksi padi mengalami penurunan sebesar 8,34 persen atau 99,76 ribu ton dari tahun lalu mencapai 1,16 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 1,064 juta ton GKG.
Luas panen padi pada 2020 perkiraan sebesar 309,37 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 2,31 ribu hektare atau 0,74 persen berbanding 2019 yang sebesar 311,67 ribu hektare. (SMB)