LAMANRIAU.COM, DUMAI – Komisi V DPRD Riau melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke PT Sari Dumai Oleo (SDO), Jumat 25 Juni 2021. Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi V Eddy A. Mohd Yatim, S.Sos ini memastikan perusahaan sudah membayar hak karyawan yang menjadi korban kecelakaan kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Dalam rangkaian sidak ini, dihadiri oleh sejumlah anggota Komisi V, yakni Soniwati, dr Sunaryo, H. Zulkifli Indra, Marwan Yohanis, Ramos Teddy Sianturi, Ade Hartati Rahmat, Mira Roza dan dr Arnita Sari. Turut hadir pada saat itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, Jonli, S.Sos bersama pengawas tenaga kerja.
Ketua Komisi V DPRD Riau, Eddy A. Mohd Yatim, S.Sos, M.Si dengan tegas meminta kepada perusahaan untuk menunaikan haknya selaku karyawan, sebagai akibat dari kecelakaan kerja tersebut. Di samping itu, juga meminta kepada Kadis Nakertrans Provinsi Riau untuk memastikan perusahaan membayarkan kompensasi kepada keluarga korban.
“Tidak hanya santunan, namun masa depan pendidikan anak yang ditinggalkan oleh korban juga harus diperhatikan. Itu semua sudah diatur dalam BPJS Ketenagakerjaan,” ucap Eddy.
Sementara itu Anggota Komisi V Ade Hartati mengkritisi perusahaan yang dinilai lalai pada kejadian tanki meledak, yang memakan korban tewas ini. Seharusnya, PT SDO selaku penyedia pekerjaan harus selektif dengan kontraktor yang mengambil pekerjaan, terkhusus terkait keikutsertaan pekerjanya pada BPJS Ketenagakerjaan.
“Di mana-mana perusahaan selalu ada dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan persyaratan mutlak bagi perusahaan untuk melakukan kerja. Apalagi pekerjaan yang dilakukan ini merupakan kerja dengan risiko tingkat tinggi, harus melalui prosedur verifikasi K3,” jelas Ade.
Anggota lainnya, Mira Roza memberikan apresiasi kepada PT SDO yang sudah ikut serta menanamkan modal dan meramaikan dunia usaha di Kota Dumai. Namun, lanjut Mira yang terlebih penting adalah bagaimana perusahaan, memenuhi ketentuan undang-undang tenaga kerja, khususnya terkait dengan keselamatan kerja.
“Keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan itu merupakan domainnya perusahaan. Ini harus menjadi perhatian utama, sebaba pekerjaan yang dilakukan berisiko tinggi,” ujar anggota DPRD daerah pemilihan Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti ini.
Perwakilan perusaahaan, Sandi berjanji akan memenuhi hak-hak korban yang tewas pada insiden kecelakaan kerja di PT SDO beberapa waktu lalu.
Sandi merinci, korban yang meninggal ada 5 orang. Satu dari PT SDO yang merupakan asisten manajer, diberi santunan hingga Rp 1 miliar. Kemudian, 4 korban lagi merupakan pekerja dari kontraktor, diberi santunan sesuai ketentuan BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami sudah tekankan kepada kontraktor untuk membayarkannya dengan rincian sesuai BPJS Ketenagakerjaan yakni, untuk korban lajang dibayarkan senilai Rp 162 juta, karyawan dengan anak 1 senilai Rp 252 juta dan dengan anak 2, dengan nilai Rp 365 juta. Kami tegaskan, jika kontraktor tidak tunaikan kewajiban, kami akan blakcklist. Sedangkan, santunan akan kami ambil alih,” ujar Sandi.
Sementara itu Kadisnakertrans Provinsi Riau, Jonli, S.Sos meminta kepada perusahaan untuk menunaikan kewajibannya dalam minggu ini. Tidak itu saja, terkait pekerjaan lainnya Disnaker sudah mengeluarkan surat penghentian sementara sebagian kegiatan pekerjaan di perusahaan.
“Kami meminta kepada perusahaan untuk melengkapi dokumen K3 sesuai dengan yang dipersyaratkan. Hal ini sebagai langkah antisipasi mencegah timbulnya korban-korban berikutnya,” ujar mantan Plt Walikota Dumai ini. ***