Mimbar  

Semangat Muharram Sebagai Bulan Perdamaian

muharram

LAMANRIAU.COM – Dalam kalender Hijriah terdapat empat bulan haram, yakni Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab. Kenapa haram? Karena keempat bulan itu sangat dihormati, dan umat Islam tidak boleh berperang dalam bulan ini.

Tanggal 1 Muharram 1443 Hijriah atau tahun baru Islam jatuh pada 10 Agustus 2021. Dalam bulan ini juga banyak moment-moment sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Tanggal 9 Agustus 2021, tepat usia Provinsi Riau genap 64 tahun. Tanggal 17 Agustus 2021, bangsa Indonesia akan merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-76 tahun.

Muharram yang berarti diharamkan atau yang sangat hormati, memang merupakan bulan tanpa gencatan senjata atau bulan perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh mengobarkan api peperangan.

Baca : Kriteria Orang-orang yang Memakmurkan Masjid

Seyogianya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharram dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. Sebab, Nabi Muhammad SAW pada khutbah haji wada–yang juga bulan haram–mewanti-wanti umatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.

Puasa Sunnah

Esensi dari spirit Muharram adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketenteraman hidup, baik secara fisik, sosial, maupun spiritual. Karena itu, pada bulan Muharam Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah: Asyura (puasa pada hari kesepuluh bulan ini).

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram. Dan, shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Ibnu Abbas berkata, “Aku tak melihat Rasulullah SAW mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asyura.” (HR Bukhari).

Dalam hadis lain riwayat Abi Qatadah, Nabi SAW bersabda, “Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya.” (HR Muslim).

Melalui puasa sunah itulah, umat Islam melatih dan membiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah terjajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah, sehingga perdamaian dan ketenteraman hidup dapat terwujudkan dalam pluralitas berbangsa dan bernegara.

Puasa sunah bulan Muharram agaknya juga harus menjadi momentum islah bagi semua pihak. Agar perdamaian dan ketentramaan terwujud, Muharam juga sebagai bulan antimaksiat, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah SWT, seperti fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, dan narkoba.

Muharram juga penting jadikan sebagai bulan keselamatan bersama dengan menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat menyengsarakan manusia, baik darat, laut, maupun udara. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *