LAMANRIAU.COM, JAKARTA- Badan Pangan Nasional mendapat tugas menstabilkan harga dan pasokan telur ayam. Tugas utamanya adalah menstabilkan harga menuju untuk menuju keseimbangan baru di tengah berbagai kenaikan biaya produksi.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prestyo Adi mengungkapkan telah berkoordinasi bersama asosiasi peternak layer dan broiler guna melakukan identifikasi faktor penyebab sehingga dapat dilakukan langkah stabilisasi yang tepat
Salah satu usaha yang segera dilakukan untuk mengatasi lonjakan harga ini, Badan Pangan Nasional akan menggandeng Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk melakukan operasi pasar apabila harga telur tidak kunjung turun hingga di bawah Rp30.000/kg dalam beberapa hari ke depan.
“Kami terus berkoordinasi intensif dengan Kemendag, Kementan dan Satgas Pangan,,” ujarnya.
Sebelumnya Kementerian Perdagangan menyebutkan kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh suplai yang belum normal akibat dari afkir dini saat harga jatuh pada periode Februari-Maret 2022 yang dilakukan peternak untuk mengurangi beban produksi dan kerugian.
Adanya momen pemberian bantuan sosial juga dinilai memberikan andil dalam medongkrak harga telur karena tingginya permintaan saat pasokan terbatas
Meski demikian, Badan Pangan Nasional telah memastikan ketersediaan stok telur ayam dalam posisi aman berdasarkan prognosa stok indikatif.
Per 23 Agustus 2022 ketersediaan stok telur ayam sebanyak 567.781 ton dengan kebutuhan 446.000 ton per bulan. Artinya stok tersebut memiliki ketahanan sekitar 1,3 bulan.
Harga telur ayam di tingkat peternak pun saat ini naik 6,78 persen menjadi Rp27.040/kg, jauh dari harga acuan Rp19.000-Rp21.000/kg.***
Editor: zulfilmani/ sumber bisnis indonesia