LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Dampak tidak disahkannya APBD Perubahan Kuantan Singingi (Kuansing) oleh. DPRD berimbas pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) X Riau di Kuansing. Dua cabor terancam tidak bisa di pertandingkan di sana.
Ke dua cabor itu adalah panjat tebing dan renang. Ke dua cabor itu sampai sekarang belum memiliki venue di Kuansing.
Hal itu terungkap saat rapat finalisasi persiapan Porprov X Riau, di Pekanbaru, Kamis, 13 Oktober 2022.
Rapat itu di pimpin Ketua Umum KONI Riau Iskandar Hoesing, Ketua Tim Wasrah Sanusi Anwar, Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby dan Sekda Kuansing Dedy Sambudi.
Plt Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby mengatakan pelaksanaan Porprov Riau masih membutuhkan anggaran sebesar Rp4,5 miliar.
Kekurangan anggaran itu rencana akan di tombok dari APBDP Kuansing. Namun, DPRD Kuansing tidak menyetujuinya.
“Untuk Porprov, setelah di lakukan efisiensi, kekurangan anggaran Rp 2,4 miliar,” ungkap Suhardiman.
Untuk itu, Pemkab Kuansing meminta bantuan ke KONI Riau mencarikan jalan keluar menombok kekurangan anggaran itu.
Suhardiman juga mengajukan opsi, beberapa cabor yang venuenya belum siap di Kuansing, pelaksanaannya di adakan di luar Kuansing.
Ia menyebut, kekurangan dana sebesar Rp2,4 miliar akan di gunakan membeli sejumlah peralatan. Di antaranya, membeli matras, bola, perahu karet dan peralatan lain yang mungkin masih kurang.
Namun jika anggaran tidak ada, maka terpaksa cabor panjat tebing dan renang tidak di laksanakan di Kuansing. Pasalnya, dua cabor itu venuenya sampai sekarang belum ada.
“Untuk itu, kita akan konsultasi ke BPK dan BPKP. Apakah boleh pelaksanaan Porprov diadakan di Pekanbaru dengan memakai SPJ Kabupaten Kuansing. Jika boleh, maka dua cabor itu di adakan di Pekanbaru, namun jika tidak boleh tentu akan jadi persoalan,” tambah Plt Bupati Kuansing itu.
