Kasus Sapi Ngorok Di Pekanbaru Belum Ditemukan, Distankan Melakukan Pencegahan

lamanriau

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU –  Di Kota Pekanbaru sejak awal tahun hingga Selasa 24 Januari 2023, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru, Firdaus mengklaim belum ada kasus sapi ngorok yang terpapar Septicaemia Epizootica (SE). Firdaus mengatakan penyakit sapi ngorok adalah penyakit menular pada ternak khsususnya sapi dan kerbau.

Namun, pihaknya terus melakukan upaya preventif (pencegahan) agar kasus sapi ngorok tidak menjangkit di Kota Pekanbaru. Mulai dari pengawasan lalu lintas ternak hingga pengawasan dari pada ternak itu sendiri.

“Alhamdulillah, Pekanbaru masih bebas dari penyakit sapi ngorok. Tapi kita tetap melakukan upaya-upaya pencegahan,” tutur firdaus.

Firdaus juga menjelaskan Kalau sekiranya di temukan gejala, sebelum sampai pada kasus yang lebih berat, maka kita akan melakukan pengobatan seperti pemberian vitamin dan pemberian pakan yang bergizi tinggi. Namun sampai saat ini petugas di lapangan belum ada mendapatkan laporan terkait adanya gejalanya ke arah sana.

Di singgung terkait apakah ada pemberian vaksin untuk sapi ngorok ini, Firdaus mengatakan pihaknya memang masih belum melakukan vaksinasi sapi ngorok.

“Vaksin sapi ngorok itu memang ada, tapi kita kan masih bebas. Jadi artinya kita melakukan preventif aja masian. Belum vaksin, karena kita masih daerah bebas,” pungkasnya.

Ciri dan Gejala Penyakit Ngorok pada Sapi:

  • Sapi terlihat lesu (biasanya lebih banyak diam dan hanya berbaring).
  • Tubuh sapi gemetar.
  • Karena menyerang saluran pernafasan, sapi akan sulit bernapas dan akan terdengar seperti mengorok.
  • Suhu tubuh tinggi hingga mencapai 40 ͦC dan demam.
  • Pencernaannya terganggu dan menyebabkan ternak sapi susah gemuk, feses agak encer, dan dalam beberapa kasus ada yang berdarah.
  • Keluar air liur dan ingus terus menerus.
  • Adanya pembengkakan pada bagian tertentu.
  • Pada ternak yang memiliki imun rendah dan penyakit sudah bersifat akut, tidak jarang yang kemudian menyebabkan ternak mati mendadak.

 

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews