Sajak Sajak Muchid Albintani (Bagian ke-4)

Kahramanmaras

Kahram,
kala tengah malam
hingga subuh menjemput fajar
awan mungil merah mengerang
richter pun menyerah
tak sanggup menghitung
ketika lipatan bumi
bergeser

Manras,
bukan tajuk iklan bang haji
butiran putih merah
“blanc de noir,
cabernet sauvignon”
menyerlah bibir
nikmat sebatas lidah

Magnitudo,
tujuh koma enam, tujuh melangkau
jangkau pada lokon hedon
kufur nikmat

dalam alqori’ah:
… pada hari itu manusia seperti laron
berterbangan, dan gunung-gunung seperti
bulu yang dihambur-hamburkan …

kahram, manras, magnitudo
taubatlah jangan saling memamah
abaikan lambaian hawiyah
walau menjadi tempat kembali
masih ada waktu sebelum
nisan pun selimut putih
mengurung badan.

Pekanbaru, Februari 2023

Lima Gelombang

Gelombang hedonis
menyusup negeri
menghipnotis lakon serakah
mereduksi iman
memperkuat kemunafikan
penyebab murka alam
mengundang azab bencana

Gelombang intoleran
bersumber materi
menseduksi pikir
memanipulasi aqal
membelah umat
perusak persatuan
penghancur keberagaman

Gelombang teror
penyebab tekor
penguasa kotor
rakyat molor
negeri hancur

Gelombang moderat
pesanan barat
hasil mufakat kerabat
begitu nikmat
dokunya berlipat
sumber koorporasi rans

Gelombang taubat
secepat kilat
negeri selamat
sebelum terlambat
maka rukuk sujudlah
kepada yang
Maha Ahad

Pekanbaru, Januari 2023

Teluk Rhu
(istimewa kepada bang roni)

Senjakala merambat kelam
hempasan gelombang di tepian
penyebab abrasi pelan perlahan
potensi posisi kehilangan makna
terombang ambing seperti jongkong

Tatapannya terkesan konsisten
ke arah selat melaka
empat puluhan tahun lalu
ketika budak sebaya tumbuh
besar bercengkerama di pantai itu
tepian selat melaka yang abrasi
setia bertahan hingga kini

Entahlah,
lima, tak sampai
puluhan tahun lagi.

Bengkalis, Teluk Rhu 2022

—————–
Muchid Albintani lahir di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Sajak-sajaknya terbit dalam antologi, “Menderas Sampai Siak” (2017). “Ziarah Karyawan” (2017). “Segara Sakti Rantau Bertuah Antologi Puisi Jazirah 2” (2019). “Paradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia” (2000). Baca sajak Lantera Puisi V 2018 di Singapura. Buku sajaknya, “Revolusi Longkang” (2017) dan “Rindu Dini” edisi revisi (2022). Buku terbarunya, “Teori Evolusi Dari Ahad Kembali Ke Tauhid Esai-Esai Akhir Zaman”. (Deepublish: 2021). “Terapi Virus Cerdas Berbangsa Bernegara” (Deepublish: 2022).*

Baca : Sajak Sajak Muchid Albintani (Bag. 3)

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews