Riau  

Angka Stunting Tiga Daerah di Riau Alami Kenaikan

Kegiatan Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota Dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Riau Tahun 2023, Kamis (25/05/2023). (Foto: Mediacenter Riau)

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Gubenur Riau, H Syamsuar, M.Si, membuka secara resmi Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota Dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Riau, di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Kamis 25 Mei 2023.

Agenda tahunan ini digelar dengan tujuan untuk mengukur tingkat kinerja akuntabilitas dan mengapresiasi kinerja Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting.

“Kinerja yang dilaksanakan hari ini menjadi sangat penting sebagai hasil kinerja dari pembinaan dan pengawasan pemerintah dan komitmen kepada daerah dalam pencegahan stunting,” ujar Gubernur.

Menurut Syamsuar, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Riau adalah 17 persen, lebih baik dibanding tahun 2021 sebesar 22,3 persen.

“Berdasarkan skema perhitungan target nasional, untuk mencapai angka 14 persen di tahun 2024, maka pencapaian Riau dengan skenario intervensi telah memenuhi untuk mencapai target tersebut,” ujar Gubernur Syamsuar.

Gubernur Riau Syamsuar mengajak para Bupati dan Walikota se Provinsi Riau agar bersama-sama menurunkan angka stunting di daerahnya. Dari 12 kabupaten/kota di Riau saat ini, tiga mengalami kenaikan yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Indragiri Hilir dan Siak.

“Tiga kabupaten/kota ini angka stunting naik. Apalagi Pekanbaru, kenaikannya cukup signifikan, dari 11,8 persen naik menjadi 16 persen,” kata Gubri Syamsuar.

Adanya kenaikan stunting di tiga daerah tersebut, Gubri menginstruksikan kepada pihak-pihak terkait agar bersama-sama menurunkan angka stunting. “Kita harus keroyokan untuk menurunkan angka stunting di Riau. Khususnya di tiga daerah itu. Baik dari pemerintah daerah, termasuk dari perusahaan melalui dana CRS termasuk juga dari Baznas,” sebutnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia menilai, stunting merupakan ancaman terhadap kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing terhadap pembangunan sumber daya manusia.

“Sebagai dampak dari terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh dalam jangka panjang. Oleh karena itulah, stunting menjadi isu prioritas yang harus di tindak lanjuti,” terangnya.

Pihaknya berharap, target penurunan stunting di Riau, dapat mencapai target, di mana saat ini berada di 17 persen, menjadi 14 persen.

“Saya rasa, target yang sudah ditetapkan, yakni penurunan angka status dari 17 persen menjadi 14 persen hingga akhir tahun ini,” tambahnya lagi.

Ada dua Kabupaten yang saat ini mengalami angkat penurunan kasus stunting tergolong cukup baik, yakni Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Bengkalis. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews