Oleh: Dilla, S.Pd.
DUNIA digital telah merambah semua lini kehidupan manusia, boleh dikatakan tidak ada yang tidak menggunakan teknologi digital saat ini. Mulai dari komunikasi, transportasi, dunia pendidikan dan berbagai bidang lainnya. Di era ketika ilmu bisa dicari lewat mesin pencari, ketika video pembelajaran tersedia 24 jam, dan ketika ruang kelas berpindah ke layar-layar digital, satu hal tetap tak tergantikan: sosok guru. Ia mungkin tidak selalu tampil di trending topic atau muncul di konten viral, tapi jejaknya terasa nyata di hati para murid yang dibentuknya. Bukan hanya secara intelektual, tapi juga secara emosional dan moral. Karena secanggih apapun teknologi digital dalam dunia pendidikan saat ini tidak akan ada yang bisa menggantikan sosok seorang guru di mata setiap siswa. Google boleh hebat, namun dia tidak bisa menyentuh hati, menyentuh emosi yang ada di dalam jiwa setiap siswa.
Guru di zaman ini bukan hanya pengajar, tapi juga menjadi konten kreator, motivator, sekaligus role model yang peka terhadap perubahan zaman. Ia tak hanya mengajarkan rumus dan definisi, tapi juga nilai-nilai hidup yang membekas di tengah derasnya arus digital. Di balik layar laptop atau smartphone, ada cahaya yang menyala: semangat seorang guru yang tak kenal lelah menanamkan karakter positif pada generasi yang tumbuh di dunia serba cepat ini. Tidak bisa seorang guru hanya menggunakan metode pengajaran lama yang dulu didapatkannya di bangku sekolah, namun harus mengupgrate diri untuk bisa membersamai generasi yang tidak sama lagi dengan sosok guru masa lalu. Sesuai dengan kata Ali bin Abi Talib, “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya.”
Guru saat ini dituntun juga untuk menjadi sosok yang kreatif dan harus terus belajar, karena di zaman sekarang, tidak akan bisa seorang guru mengajar jika dia tidak belajar, makanya ada adagium mengatakan, jangan mengajar kalau tidak mau belajar. Kenapa ini bisa terjadi? Karena menjadi sosok seorang guru inspiratif tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mampu membangkitkan rasa ingin tahu, minat belajar, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Dalam era digital, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kreativitas siswa. Dengan memanfaatkan berbagai platform digital dan alat pembelajaran yang interaktif, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menantang, sehingga siswa merasa termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Untuk menjadi guru yang inspiratif dan inovatif, seorang pendidik perlu memiliki beberapa kompetensi. Kemampuan yang harus dikuasai seorang guru di zaman digital ini diantaranya adalah mampu menguasai teknologi. Guru perlu terus belajar dan menguasai berbagai teknologi yang dapat mendukung proses pembelajaran seperti platform pembelajaran online, aplikasi edukasi dan media sosial dan lainnya. Selain itu guru harus menjadi seorang yang kreatif dan inovatif. Yaitu mampu merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan variatif juga mampu mengadaptasi materi pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa.
Kompetensi berikutnya kompetensi berikutnya yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah fleksibitas, yaitu seorang guru perlu siap menghadapi perubahan dan mampu menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada. Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif baik dengan orangtua, siswa dan rekan sejawat. Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana seorang guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran yang pada intinya guru harus mengajar dengan cara berpihak kepada murid.
Selain kemampuan menguasai teknologi dan juga pengajaran, yang tidak kalah pentingnya dalam menghadapi generasi Z di era digital ini adalah dalam membangun karakter siswa. Guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika ke dalam setiap mata pelajaran. Misalnya, dengan memberikan tugas kelompok, siswa dapat belajar tentang kerja sama, toleransi, dan menghargai perbedaan. Selain itu, guru juga dapat menjadi role model bagi siswa dengan menunjukkan sikap yang positif, seperti jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Untuk mengembangkan kreativitas siswa, guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide baru, berpikir out of the box, dan menghasilkan karya-karya original. Guru juga dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan seni, budaya, dan teknologi.
Saat ini guru memiliki peran kompleks yang bisa membina dan membersamai para siswanya. Mereka bukan hanya sekadar pemberi materi pelajaran, tetapi juga menjadi sosok inspiratif yang mampu membimbing siswa dalam menghadapi kompleksitas dunia modern. Seorang guru inspiratif adalah pelita bagi generasi muda, khususnya generasi digital yang tumbuh di tengah banjir informasi. Mereka memiliki kemampuan unik dalam menanamkan nilai-nilai positif, mengasah potensi yang telah dibawa masing-masing siswa sesuai dengan kodratnya, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dalam membentuk karakter positif generasi digital, guru inspiratif berperan sebagai teladan. Tindakan dan perkataan mereka menjadi cermin bagi siswa. Dengan bersikap jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, guru secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai tersebut pada siswa. Selain itu, guru juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk diskusi terbuka dan kritis. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat belajar untuk menghargai perbedaan pendapat, bekerja sama, dan memecahkan masalah bersama.
Di era digital yang serba cepat ini, peran guru semakin kompleks. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif. Guru inspiratif adalah mereka yang mampu menggabungkan metode pembelajaran tradisional dengan inovasi digital, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif dan menyenangkan. ***
—————-
*** Dilla, S.Pd. lahir di Bukittinggi pada tanggal 8 Juni 1981. Beralamat di Jalan H Abdul Manan Nomor 49, Simpang Guguk Bulek, Bukittinggi. Saat ini mengajar di SMPN 2 Bukittinggi dan telah menerbitkan 6 buku tunggal dan puluhan buku antologi. Aktif menulis di berbagai media Massa cetak dan online dalam dan luar negeri. Penulis bisa dihubungi melalui email, [email protected], facebook: Espede Dilla, Instagram: @dilla.spd dan telegram: dilla S.Pd blog: www.dillaspd.my.id. Nomor Kontak dan WA: 081363320742.