LAMANRIAU.COM, SALATIGA – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, melantik 30 agen muda antikorupsi sebagai tindak lanjut pendidikan antikorupsi, di Kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Selasa (30/7/2019).
Ganjar mengatakan, dengan pelatihan antikorupsi diharapkan para peserta mampu meningkatkan partisipasi masyarakat agar berani melaporkan praktek korupsi. Para agen antikorupsi tersebut ditujukan untuk memperkuat pencegahan korupsi di Jateng.
“Ini menarik karena yang melakukan mahasiswa. Di era yang milenial ini merekalah yang akan memenuhi di ruang medsos yang saya yakin akan menular pada sikap,” kata Ganjar.
Apalagi sikap dasar mahasiswa adalah pemberontak terhadap ketidakberesan. Keberanian mahasiswa dan sikap kritisnya itulah yang jadi modal besar gerakan agen ini. “Saya rasa ini harus ditiru kampus-kampus lain. KPK punya banyak program untuk itu,” katanya.
Terlebih di Jateng, kata Ganjar, saat ini sedang diterapkan pendidikan antikorupsi di sekolah-sekolah. Setidaknya, ada 23 SMA dan SMK yang dijadikan percontohan penerapan kurikulum antikorupsi.
“Gerakan itu didukung dengan pembentukan Komite Integritas dan Tunas Integritas Jateng. Penyuluhan antikorupsi yang berafiliasi dengan KPK dan bersertifikat. Juga gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang merangkul Pramuka, Dharmawanita dan PKK, materi integritas dengan mengundang pemateri dari KPK,” katanya.
Melengkapi gerakan berbasis masyarakat itu, juga dibuat gerakan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk memenuhi tagline Ganjar, Tetep Mboten Korupsi Mboten Ngapusi. Secara aplikatif, hal-hal tersebut didampingi dengan keterbukaan informasi dan pelatihan terhadap kepala daerah.
“Hanya Jateng yang setelah pelantikan kepala daerahnya dikirim ke KPK untuk pendidikan antikorupsi,” tegas Ganjar. (spc)