LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Praktisi Building Information Modeling (BIM), Kharis Alfi mengatakan teknologi digital memberikan dampak yang besar bagi pembangunan infrastruktur dan mempercepat konstruksi proyek salah satunya teknologi Building Information Modeling (BIM).
Hal itu disampaikannya saat menjadi pemateri dalam acara Pelantikan dan Seminar Nasional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Riau di Hotel Pangeran, Pekanbaru.
Lebih lanjut, Alfi menjelaskan BIM adalah proses menghasilkan dan mengelola data bangunan dalam siklus project. “BIM merupakan metodologi. BIM bukan software,” ujarnya.
Ia menilai, dengan menggunakan BIM, Alfi bisa menggunakan suatu konsep alur kerja dengan berbasis 3D model, dimana seluruh proses kerja dibuat dalam 3 dimensi.
Pengaplikasian teknologi ini, sebutnya memang akan membantu percepatan terwujudnya sebuah proyek infrastruktur.
“Sebab, ini dimulai dari proses perencanaan, sudah dapat diperkirakan jenis material yang akan digunakan hingga kapan material tersebut digunakan,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua I Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Riau, Alfiandri mengatakan teknologi BIM memungkinkan tahapan pembangunan dilakukan lebih cepat, akurat, efektif dan efisien sesuai yang dibutuhkan mulai dari perencanaan, konstruksi, desain hingga operasionalnya.
“Begitu juga dengan pemilihan meterial bangunan dan penggunaan peralatan menjadi lebih optimal. Sehingga, kesalahan teknis yang mungkin terjadi bisa diminimalisir,” ungkap Alfiandri.
Ia juga mengaku, pihaknya telah mendapat perintah dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau agar beralih ke teknologi industri 4.0 ini yakni BIM.
“Dinas PU Riau sudah meminta saya untuk bisa memanfaatkan teknologi BIM ini agar pengerjaan proyek di Riau bisa menggunakan teknologi modern,” ungkapnya.
Ia berharap, arsitek Riau nantinya bisa memanfaatkan teknologi yang semakin canggih demi kemajuan pembangunan di Riau kearah yang lebih baik lagi. (MCR)