Dijual Lebih Murah, Pengguna Panel Surya di Pakistan Melonjak

Pedagang panel surya di Pakistan

LAMANRIAU.COM , ISLAMABAD – Lonjakan penggunaan panel surya mencapai level tertinggi di Pakistan.

Sejumlah ahli menyebutnya sebagai satu revolusi energi terbarukan tercepat di dunia, dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/12/2024).

Berkat impor teknologi surya murah dari China, Pakistan diperkirakan akan menambah sekitar 17 Gigawatt daya surya pada tahun 2024.

Jumlah ini melebihi sepertiga dari seluruh kapasitas pembangkit listrik di negara tersebut.

Lonjakan panel surya di Pakistan mungkin merupakan kasus paling ekstrem yang terjadi di dunia dengan laju kecepatan yang sangat tinggi.

Hal itu menurut analis energi Dave Jones, yang melacak transisi energi global di lembaga pemikir Ember di Inggris.

Pertumbuhan ini menempatkan Pakistan sebagai satu pemasang panel surya teratas secara global untuk tahun 2024.

Menyamai negara-negara yang jauh lebih besar dan lebih kaya seperti China, AS, dan Jerman, menurut temuan tim Jones.

Di seluruh negeri, konsumen, bisnis, dan industri berlomba-lomba memanfaatkan sumber daya terbarukan yang murah dan terjamin.

Energi surya dipandang sebagai alternatif dari pasokan listrik negara yang tidak menentu dan mahal, serta sebagian besar berbasis bahan bakar fosil.

Jaringan listrik nasional yang tidak dapat diandalkan, ditambah kekurangan pasokan dan infrastruktur yang buruk, menempatkan jutaan orang dalam ketidakpastian berkepanjangan.

Banyak rumah tangga di seluruh negeri juga lumpuh karena melonjaknya harga energi selama tiga tahun terakhir.

Peningkatan harga terasa tajam setelah invasi Rusia di Ukraina, investasi berlebihan pada pembangkit listrik batu bara, dan pemotongan subsidi pemerintah untuk memenuhi persyaratan pinjaman Dana Moneter Internasional.

“Situasinya sekarang sudah sampai pada titik, di mana sudah menjadi hal yang wajar bagi warga di Pakistan untuk berinvestasi pada energi surya dalam skala yang mereka lakukan,” kata Jones.

Tidak diketahui berapa banyak dari total kapasitas energi surya yang akan dipasang pada 2024 karena catatan pemerintah tidak dapat mengimbangi kecepatan transisi yang didorong perilaku konsumen.

Namun, untuk permukiman penduduk, peralihan energi tercatat sudah membuat perbedaan.

Fenomena lonjakan energi surya sebenarnya mempermudah Pakistan mencapai tujuannya, yaitu 60 persen energi terbarukan pada 2030.

Namun, peningkatan besar-besaran penggunaan tenaga surya ini bukan tanpa komplikasi.

Oleh karena seiring meningkatnya produksi listrik mandiri, penurunan permintaan yang tiba-tiba menyebabkan masalah bagi operator jaringan listrik nasional. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews