LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, secara umum sistem politik kepartaian Indonesia memang perlu dievaluasi.
Salah satunya, terkait sudah terlalu banyaknya partai politik (parpol) yang belakangan malah membuat stabilitas demokrasi menjadi sukar ditebak.
“Satu sisi parpol saling bermusuhan, namun pada saat bersamaan parpol saling berangkulan jelang penentuan kabinet. Ini efek dari banyaknya parpol bermanuver yang menciptakan kegaduhan yang berujung politik akomodatif untuk meredam kegaduhan,” kata Adi Prayitno, di Jakarta, Minggu (26/1/2020)
Menurut Adi, alasan lain mengapa perlu ada evaluasi sistem politik kepartaian, dikarenakan selama ini hampir seluruh parpol yang ada di Indonesia memiliki ideologi yang sama atau tidak jauh berbeda.
“Nyaris semua parpol ideologinya sama. Tidak ada yang berbeda. Lalu untuk apa parpol banyak kalau semua ideologinya seragam? Padahal, parpol adalah kanal untuk menyampaikan aspirasi dari berbagai ideologi politik yang berbeda. Sekarang, partai Islam maupun nasionalis sama saja ideologinya,” tegas Adi.
Adi menambahkan, masalah lain yang bisa dijadikan alasan evaluasi sistem politik kepartaian, yakni banyaknya parpol tidak membuat party identity masyarakat meningkat. Hingga saat ini, rakyat yang merasa dekat dengan parpol cukup rendah.
“Selebihnya alergi dengan parpol. Itu artinya, parpol selama ini tidak bekerja untuk rakyat, hanya bekerja untuk kepentingan mereka saja,” tegas Adi Prayitno. (SP)