LAMANRIAU.COM, SALO – Petani Ikan Air Manis Desa Salo Kecamatan Salo menyambut baik niat Bupati Kampar untuk membinan 100 UMKM sebagai percontohan di Kabupaten Kampar.
Petani ikan tersebut, menyebut apa yang diniatkan oleh Catur Sugeng Susanto tersebut merupakan harapan dan kebutuhan masyarakat selama ini.
Bupati Kabupaten Kampar Catur Sugeng Susanto kepada wartawan di ruang kerjanya beberapa hari yang lalu mengatakan, bahwa Pemda Kampar akan memberikan pembinaan dan melakukan pengembabgan terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
UMKM yang dimaksud adalah kelompok usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan maupun badan usaha atau kelompok.
Catur Sugeng menambahkan, bahwa Pemda Kampar berharap agar ke depannya pelaku usaha ekonomi tersebut bisa mandiri. Sehingga dengan kemandiriannya mereka bisa hidup sejahtera.
Kepada wartawan Catur menceritakan, bahwa persoalan yang dihadapi oleh pelaku usaha selama ini adalah persoalan permodalan dan marketing (pasar). Pemda Kampar akan hadir untuk memberikan solusi terhadap persoalan tersebut.
“Pemda Kampar akan mendampingi, membina dan membimbing agar para pelaku UMKM bisa mandiri. Untuk tahap awal, kita akan membina dan mengembangkan 100 UMKM di Kabupaten Kampar,” ungkap Catur Sugeng Susanto.
Sementara itu, petani ikan Air Manis Desa Salo Kecamatan Salo, Suparyadi didampingi Efri dan Eko, (29/2/2020) di sela memberi pakan ternak lelenya kepada wartawan mengatakan, bahwa Mereka sangat menyambut baik niat Catur Sugeng Untuk membina UMKM masyarakat.
Karena selama ini pembinaan terhadap masyarakat dalam pengembangan usaha ekonomi produktif sangatlah minim, ungkap Suparyadi.
Suparyadi mengungkapkan, selama menekuni usaha budi daya ikan lele semenjak tahun 2016 yang lalu, Suparyadi mengaku tidak pernah mendapatkan pembinaan dari pemerintah.
Padahal jika usahanya tersebut mendapatkan dukungan dari pemerintah, bersama dengan petani ikan lele di sekitar kolamnya tersebut, maka mereka akan bisa memproduksi ikan lele sebanyak 30-40 ton dalam sebulan.
Persoalan mendasar yang dihadapi Suparyadi bersama petani ikan lele di Air Manis tersebut adalah keterbatasan pasokan air karena tidak didukung oleh irigasi yang bagus.
Bendungan yang ada di hulu kolam petani ikan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, karena terjadi pedangkalan akibat ditimbun pasir dan tanah.
“Akibat air tidak lancar, maka juga berakibat fatal terhadap budi daya ikan lele. Nafsu makan ikan lele jadi berkurang dan bisa mengakibatkan ikan banyak yang mati,” ungkap Suparyadi.
Kepada media Suparyadi juga mengungkapkan, jika mendapatkan dukungan dari pemerintah, selain berupaya untuk meningkatkan hasil produksi usahanya, bersama dengan petani ikan yang lain, Suparyadi juga berkeinginan untuk membuat usaha krispi ikan lele sebagai salah satu usaha hilir dari produksi ikan lele yang digelutinya. (MCR)