4 Vendor China Bergabung Bikin Pesaing Play Store

LAMANRIAU.COM, BEIJING – Xiaomi, Huawei, OPPO, dan Vivo bergabung membuat platform bagi pengembang di luar China untuk mengunggah aplikasi mereka, yang menurut analis, dimaksudkan untuk menantang dominasi Google Play Store.

Keempat perusahaan itu menyebut aliansi tersebut Global Developer Service Alliance (GDSA), platform yang memiliki tujuan memudahkan pengembang game, musik, film, dan aplikasi lain untuk memasarkan aplikasi mereka di pasar luar negeri.

Mengutip Reuters, GDSA awalnya akan diluncurkan pada Maret 2020. Menurut situs web prototipe, platform tersebut rencananya akan hadir di sembilan ‘wilayah’ termasuk India, Indonesia, dan Rusia.

Menurut analis Sensor Tower, Katie Williams, Google, yang layanannya dilarang di China, memperoleh sekitar US$8,8 miliar secara global dari Play Store pada 2019. Google juga menjual konten seperti film, buku, dan aplikasi di Play Store dan mengumpulkan komisi 30 pesen.

“Dengan membentuk aliansi ini, setiap perusahaan akan mencoba memanfaatkan keunggulan yang lain di berbagai daerah, dengan basis pengguna Xiaomi yang kuat di India, Vivo, dan OPPO di Asia Tenggara, dan Huawei di Eropa,” kata VP of Mobility Canalys, Nicole Peng.

“Kedua, aliansi ini mulai membangun kekuatan negosiasi lebih banyak terhadap Google,” imbuhnya.

Menurut lembaga riset data IDC, keempat perusahaan asal China tersebut menyumbang 40,1 persen dari pengiriman ponsel secara global pada kuartal keempat 2019.

Sementara OPPO, Vivo dan Xiaomi memiliki akses penuh ke layanan Google di pasar internasional, Huawei kehilangan akses untuk perangkat baru setelah AS melarang pemasok di dalam negeri mereka untuk menjual barang dan layanan kepada Huawei dengan alasan keamanan nasional.

Analis smartphone Will Wong mengatakan perusahaan asal China berusaha mengambil bagian yang lebih besar dari perangkat lunak dan layanan karena penjualan perangkat keras melambat.

App store, aplikasi bawaan pada smartphone, iklan dan game adalah area yang dapat menghasilkan pendapatan baru,” kata dia.

Huawei juga beralih dari Google dengan mengembangkan sistem operasi sendiri Harmony OS sebagai alternatif. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *