Manusia Masuk Surga Bukan Karena Amal Saleh

Ilustrasi/NET

SEBAGIAN kalangan menilai, bahwa manusia masuk surga karena amal saleh yang diusahakannya. Hal ini diperkuat oleh firman-Nya:

“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. An Nahl: 32)

Juga ayat lainnya, “Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al Araf: 43)

Dua ayat ini, dan juga hadis-hadis yang membicarakan amal-amal menuju surga, menunjukkan bahwa amal saleh-lah sebagai penentunya. Namun, ada pihak yang mengatakan bahwa manusia dimasukkan ke dalam surga adalah karena rahmat Allah Taala semata, bukan karena amalnya. Mereka berdalil dengan beberapa hadis berikut:

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya.” Mereka bertanya: “Engkau pun tidak, wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab: “Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” (HR. Bukhari No. 6463 dan Muslim No. 2816)

Dari Jabir Radhiallahu Anhu, aku mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Amal saleh kamu tidaklah memasukkan kamu ke dalam surga dan tidak pula menjauhkan dari api neraka, tidak pula aku, kecuali dengan rahmat dari Allah.” (HR. Muslim No. 2817)

Demikian alasan masing-masing pihak. Selintas dalil-dalil mereka nampak bertentangan (taarudh) secara lahiriyah satu sama lain. Alquran menyebut bahwa manusia masuk surga karena amal salehnya, tetapi Al Hadis menyebut manusia masuk surga karena rahmat Allah Taala semata. Bukan karena amal salehnya di dunia.

Bagaimana mengompromikan dalil-dalil yang nampaknya bertentangan ini? Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

Menurut zahir hadis-hadis ini ada petunjuk bagi ahlul haq, bahwasanya seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga karena amal ibadahnya. Adapun firman Allah Ta’ala: (Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan) dan (Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan) dan yang semisal keduanya dari beberapa ayat Alquran yang menunjukkan bahwa amal ibadah itu dapat memasukkan ke dalam surga, maka semua itu tidak bertentangan dengan beberapa hadis ini.

Akan tetapi, ayat-ayat itu bermakna bahwa masuknya seseorang ke dalam surga karena amal ibadahnya, kemudian mendapat taufik untuk melakukan amal ibadah itu dan mendapat hidayah untuk ikhlas dalam ibadah sehingga diterima di sisi Allah, adalah berkat rahmat Allah dan karuniaNya. Maka, yang benar adalah tidaklah seseorang dimasukkan ke dalam surga semata-mata amal ibadahnya. Yang benar adalah adalah bahwa seseorang masuk ke surga dengan amal-amalnya yaitu dengan sebab-sebabnya, dan itu adalah bagian dari rahmat itu sendiri. Wallahu Alam. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 9/197. Mawqi Ruh Al Islam)

Syaikh Ismail Haqqi Al Istambuli Al Hanafi Rahimahullah menjelaskan: tidak pula saya dimasukkan ke surga karena amal, kecuali dengan rahmat Allah. Maksudnya bukan berarti meremehkan urusan amal, tetapi ini dalam rangka meniadakan keterpedayaan dengan amal tersebut, dan penjelasan bahwa amal itu disempurnakan dengan karunia Allah. (Tafsir Ruh Al Bayan, 8/334)

Jadi, tidak ada pertentangan antara ayat-ayat dan hadis-hadis tersebut. Manusia dimasukkan ke dalam surga karena rahmat-Nya yang diperoleh melalui sebab-sebab yakni amal saleh yang dilakukannya, bahkan amal saleh itu sendiri adalah bagian dari rahmat dan karunia Allah Ta’ala. Kita bisa ibadah, menuntut ilmu, bukankah itu bagian rahmat Allah kepada kita? Wallahu Alam.

[Ustaz Farid Nu’man Hasan]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *