LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Pendakwah Ustadz Haikal Hazan Barass mengenang kebijakan Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto, mulai dari Tahun 1992 hingga 1998. Di antaranya, mengenai imigran gelap, pemegang Kartu Tanda Penduduk Palsu, dan Tenaga Kerja Ilegal.
Sampai pada proses pergantian Menteri Dalam Negeri Raden Mohammad Yogie Suardi Memet oleh Raden Hartono. Lalu menyetop Pendataan kependudukan dan catatan sipil yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang pada mulanya dikenal dengan istilah SIMDUK (Sistem Informasi Manajemen Kependudukan).
“Thn 1992, alm. Pak Harto melakukan instruksi besar2an thd imigran gelap, pemegang KTP palsu, tenaga kerja ilegal, sampai akhirnya Mendagri yogi s.memed diganti R.Hartono bln maret’98, yg kmdn diterbitkan SK stop KTP SIMDUK. Ada yg geram dan membiayai mhswa itu jatuhkan beliau,” cuit akun Twitter @haikal_hassan, dikutip Kamis (23/4/2020).
Ia melanjutkan, Presiden Soeharto memulai dengan langkah yang hebat, patriotik, serta cinta NKRI dalam menjalankan tugas. Namun hal tersebut harus dibayar mahal,bahkan rela menyatakan berhenti sebagai Presiden RI pada tahun 1998.
“ABG milenial kagak paham cerita ini, makanya jadi rada dungu saat melihat sejarah konflik dlm negeri sehub dg bahaya kedaulatan dari orang2 ilegal,” tulis dia.
Sementara itu, cuitan tersebut ditanggapi oleh Putra Soeharto, yang juga Ketua umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto lewat akun resminya @tommy_soeharto_. Namun hanya dengan Emoji malaikat. (ILC)