LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Datuk Seri Timbalan Setia Amanah, Edy Natar Nasution flashback terkait acara 50 tahun milad Lembaga Adat Melayu Riau saat menghadiri acara Doa Virtual setengah abad yang di taja oleh Lembaga Adat Melayu Riau di Balai Adat Melayu Riau, Sabtu (06/06/2020).
Menurut Datuk Seri Timbalan Setia Amanah, Edy Natar Nasution mengatakan, berdasarkan sejarah yang dibaca, ketika tanggal 1 Rabiul Akhir tahun 1390 Hijriah bersamaan dengan 6 Juni 1970 Masehi, saat itu berkumpul para tokoh-tokoh melayu Riau dengan latar belakang yang beragam dan kalangan.
“Perkumpulan tersebut terdiri dari orang tua kita terdahulu seperti budayawan sastrwan dan orang yang berkuasa di lingkungan tradisional melayu dan dari pemerintahan saat itu Brigjen TNI (Purn) Arifin Achmad,” katanya.
Tambahnya, saat itu Brigjen TNI (Purn) Arifin Achmad juga menjabat sebagai Gubernur Riau dan saat itu juga menyampaikan amanah bahwa perlunya pemuka adat melayu Riau dalam bentuk sebuah lembaga adat.
“Itulah roh sebelumnya, sehingga berdirilah lembaga adat yang disebutkan dengan lembaga adat daerah Riau, bukan Lembaga Adat Melayu Riau tetapi Lembaga Adat Daerah Riau. Kemudian dalam perjalanan berkembanglah menjadi lembaga adat melayu Riau yang kita kenal sampai sekarang ini,” tutur Nasution.
Lanjut Nasution, kemudian adapun tujuan yang disampaikan Brigjen TNI (Purn) Arifin Achmad saat itu perlunya pembentukan lembaga adat melayu di Provinsi Riau
“Karena saat itu beliau meanggap wadah itulah menjadi sarana menggalang persatuan dan kesatuan, menggalang pikiran orang tua-tua masyarakat melayu kita ini sekaligus membangkitkan batang terendam,” kata Datuk Seri Timbalan Setia Amanah.
Lanjutnya, istilah batang terendam menurut Brigjen TNI (Purn) Arifin Achmad saat itu adalah jati diri dan identitas budaya dalam dinamika keindonesiaan.
“Wadah itu sudah ada dan sudah berusia 50 tahun, tentu bukan usia yang muda dan ini merupakan usia yang sangat matang,” ungkap Nasution.
Wakil Gubernur Riau Datuk Seri Timbalan Setia Amanah, Edy Natar Nasution juga berharap Lembaga Adat Melayu Riau juga menjadi wadah terkumpulnya pemikiran tokoh-tokoh melayu Riau untuk memberikan masukan pada akhirnya sebagai masukan pemerintah Provinsi Riau untuk dapat menjalankan apa yang menjadi amanat pendiri di masa lalu.
“Saya berharap wadah yang sudah ada dan terbentuk selama 50 tahun ini betul-betul bisa dimanfaatkan sehingga memberi nilai manfaat bagi pembangunan masyarakat melayu di Provinsi Riau ini,” tutup Wakil Gubernur Riau Datuk Seri Timbalan Setia Amanah, Edy Natar Nasution. (MCR)