LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Petugas kesehatan yang terinfeksi Covid-19 dan meninggal dunia sepanjang pandemi Covid-19 masuk Indonesia sudah mencapai 253 orang. Jumlah itu tecatat sejak bulan ari Maret hingga Oktober 2020.
Baca : Sudah 130 Dokter Indonesia Meniggal Dunia Akibat Covid-19
Dalam rilis Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), petugas medis yang meninggal terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi dan 103 perawat. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 75 dokter umum dan lima guru besar.
Selain itu ada 64 dokter spesialis (5 guru besar). Serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 66 IDI Cabang kota/kabupaten).
Berdasarkan data provinsi, Jawa Timur 35, Sumatra Utara 23, DKI Jakarta 20, Jawa Barat 11, Jawa Tengah 10, Sulawesi Selatan 6. Lalu Bali 5, Sumatera Selatan 4, Kalimantan Selatan 4, Aceh 4, Riau 4, Kalimantan Timur 3, Banten 3. Serta Kepulauan Riau 2, Yogyakarta 2, Nusa Tenggara Barat 2, Sulawesi Utara 2, dan Papua Barat 1.
Tingkatkan Kepedulian
Tim Advokasi dan Hubungan Eksternal dari Tim Mitigasi PB IDI, Dr Eka Mulyana mengatakan, lebih dari satu semester masa pandemi ini, angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan semakin bertambah dan mengkhawatirkan.
Pandemi Covid-19 telah mengingatkan peran penting petugas medis dan kesehatan untuk meringankan penderitaan dan menyelamatkan nyawa masyarakat.
“Tidak ada negara, rumahsakit atau klinik yang dapat menjaga keamanan pasiennya kecuali jika petugas kesehatan tetap aman dan terlindungi dari risiko terpapar Covid-19,” terang Dr Eka dalam rilis.
Bahkan hilangnya pekerja medis dan kesehatan ahli tidak dapat tergantikan dalam waktu singkat. Sementara itu ada peningkatan yang membuat prihatin laporan pelecehan verbal, diskriminasi dan kekerasan fisik pada petugas medis dan kesehatan selama masa pandemi ini.
Perlindungan dan keamanan para tenaga medis dan kesehatan mutlak perlu untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini. Selain tentu perlu juga peran serta pihak-pihak lain. Baik pemerintah pusat daerah, swasta dan para tokoh agama/masyarakat (multihelix).
Ketua Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadhillah mengatakan, pandemi ini telah menempatkan tingkat stres psikologis yang luar biasa pada petugas kesehatan yang terpapar dengan pengaturan permintaan tinggi selama berjam-jam.
Harif bilang, petugas kesehatan hidup dalam ketakutan terus-menerus terhadap paparan penyakit, saat terpisah dari keluarga dan menghadapi stigmatisasi sosial. “Hal ini menjadi sorotan bagaimana bangsa kita telah melindungi atau tidak melindungi profesi perawat kita,” katanya.
Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan dari Tim Mitigasi PB IDI Dr Agustina Puspitasari mengatakan, pemerintah telah bersiap merilis vaksin Covid-19.
Namun demi keamanan program vaksinasi ini perlu persiapan baik. Hingga vaksin yang efektif dan aman ini dapat dipakai. Maka tidak ada pencegahan lebih baik daripada protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer serta menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain.
Adapun bagi para tenaga medis dan kesehatan, ketika bertugas ke tempat kerja juga melakukan pengendalian transmisi Covid-19. Meliputi pengendalian teknik, administrasi dan Alat Pelindung Diri (APD). (ktn)