PBSI Kecewa 8 Pemain Terlibat Match Fixing

match fixing

LAMANRIAU.COM, SURABAYA – Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) kecewa dengan peristiwa tetlibatnya 8 atlet badminton Indonesia dalam kasus match fixing dan perjudian bulu tangkis.

Dalam rilis resmi dari BWF menyebut 8 pebulutangkis Indonesia dan satu atlet Malaysia yang dianggap memiliki perilaku korup.

Wakil Sekjen PP PBSI, Edy Sukarno mengatakan bahwa peristiwa yang melibatkan 8 pemain mendapat sanksi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena terlibat match fixing atau pengaturan pertandingan dalan even kejuaraan yang berlangsung pada tahun 2015.

“Anak itu sudah lama kejadiannya, baru proses oleh BWF dan itu baru kemarin keputusannya keluar pada Desember 2020. Kejadiannya mulai tahun 2015 yang sudah berlaku itu. Tentu anak-anak yang ada pada level bawah dan tentu kejuaraannya juga level bawah,” jelas Edy Sukarno.

Baca : Indonesia Ikut Tiga Turnamen Bulutangkis Beruntun di Denmark

Menurutnya, perihal itu memang tidak terkoordinasi dengan PBSI. Para pemain berangkat dari antar klub untuk main ke luar negeri dan d iatur biar ada yang mengalah. “Mereka berangkat ijin PBSI,” tambahnya.

BWF menyatakan 8 pemain Indonesia yang saling mengenal, dan berkompetisi pada kompetisi internasional level bawah sebagian besar Asia hingga 2019, melanggar Peraturan Integritas BWF terkait pengaturan pertandingan, manipulasi pertandingan dan atau judi bulu tangkis.

Daftar 8 nama atlet bulutangkis yang terlibat match fixing yakni Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran), Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran), Androw Yunanto (tunggal putra, ganda putra), Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran), Mia Mawarti (tunggal putri), Fadila Afni (tunggal putri, ganda putri), Aditiya Dwiantoro (ganda putra), dan Agripinna Prima Rahmanto Putra (tunggal putra, ganda putra, ganda campuran). (rri)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *