10 Tahun Membangun Kota Masa Depan

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Dalam kurun waktu sepuluh tahun ke belakang, Kota Pekanbaru menjadi magnet dunia usaha dan investasi, menjadikan kota ini paling diincar berbagai sektor usaha menanamkan modalnya di Indonesia.

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang panjang bagi pasangan Walikota dan Wakil Walikota Dr H Firdaus ST MT – Ayat Cahyadi, S.Si menuntaskan pekerjaan menata Kota Pekanbaru. Dengan berbekal gagasan dan ide yang telah mengkristal menjadi sebuah visi, setapak demi setapak pekerjaan itu mulai berdiri.

Pasangan Firdaus-Ayat pertama kali dilantik menjadi Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru tanggal 26 Januari tahun 2012 lalu, atas nama Menteri Dalam Negeri oleh Gubernur Riau HM. Rusli Zainal.

Keduanya kemudian memulai pekerjaan berat menata Kota Pekanbaru sebagai pusat utama Pulau Sumatra yang sekaligus adalah ibukota Provinsi Riau. Mengusung visi dan misi “Terwujudnya Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani” yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2012.

Tahun-tahun pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan sensing atau membuat potret kota Pekanbaru secara menyeluruh dalam semua aspek, Sosial Masyarakat, Ekonomi, Lingkungan, Agama dan Budaya serta Pemerintahan.

Untuk mewujudkan visi dan tujuan pembangunan tersebut, Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru melakukan lima strategi yang disebut dengan PANCA CITA yaitu, penataan dan pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan merata. Penyediaan infrastruktur dasar Jalita, yaitu Jalan, Air bersih atau sanitasi, Listrik dan Telekomunikasi.

Kemudian pembangunan kota modern, melalui konsep smart city atau kota pintar, liveable city atau kota layak hidup, dan green city atau kota ramah lingkungan dan berkelanjutan serta Pembangunan kawasan perkotaan Pekansikawan.

Pemerintah Kota Pekanbaru menerapkan 6 pilar sebagai indikator untuk mewujudkan konsep Smart City, yaitu Smart Government, Smart People, Smart Environtment, Smart Economy, Smart Mobility, dan Smart Living.

Pertumbuhan penduduk yang terus melaju pesat, menjadi modal utama bagi Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memoles ide menutupi kekurangan sumberdaya alam yang dimiliki. Berdasarkan catatan statistik, pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru sebesar 4,5% pertahun dengan komposisi penduduk yang heterogen, multi etnik dan multi agama. Jumlah penduduk tercatat sebanyak 1,136,557 jiwa pada malam hari dan 1,4 juta jiwa pada siang hari.

Tahap awal untuk mencapai masyarakat madani dilakukan dengan perubahan cara berfikir dan berperilaku melalui revolusi mental, membangun masyarakat berakhlak mulia, berkarakter dan berkualitas.

Masyarakat yang berkualitas adalah masyarakat dengan indikator sehat jasmani dan rohani, cerdas, berpendidikan, menguasai keterampilan dan teknologi, berdaya saing serta cinta kepada budaya dan bangsa.

Melalui program pemberdayaan masyarakat, Firdaus dan Ayat Cahyadi telah berhasil meng-implementasikan berbagai program pembangunan berbasis wilayah dengan mengikutsertakan masyarakat tempatan.

Program ini merupakan inovasi Pemerintah Kota Pekanbaru dalam pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rumah Ibadah melalui program Masjid Paripurna.

Kota Investasi

Selama lima tahun memimpin Kota Pekanbaru, banyak keberhasilan yang telah dicapai dan dirasakan oleh masyarakat Kota Pekanbaru. Mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota metropolitan dengan masyarakat yang sejahtera terukur dengan Index Pembangunan Manusia atau IPM yang tertinggi di Provinsi Riau, serta menjadikan Kota Pekanbaru sebagai kota tujuan investasi terbaik di Indonesia.

Sepanjang tahun 2020 saja, ditengah gempuran pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Pekanbaru mencatatkan realisasi investasi naik tiga kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp3,59 triliun. Padahal tahun 2019 sudah membukukan sebsar Rp1,26 triliun.

Kenaikan investasi di tengah pandemi terjadi karena Pekanbaru dinilai kota yang aman dan menjanjikan bagi investor. Selain itu, Pemerintah Kota juga memberikan berbagai kemudahan dalam perizinan.

Jika dirinci, realisasi investasi terbanyak berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai Rp2,4 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp1,1 triliun. Adapun negara asal investor PMA adalah Singapura, Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok, Inggris, dan Amerika Serikat.

Pesatnya pembangunan dan ivestasi dari segala sektor adalah bukti nyata bahwa pemikiran dan kebijakan kepemimpinan Firdaus-Ayat mampu dan berhasil memberikan peluang dan harapan, rasa aman, nyaman dan mudah bagi seluruh pelaku usaha untuk beraktifitas di Kota Pekanbaru.

Untuk meningkatkan iklim investasi baik nasional maupun internasional, Pemerintah Kota Pekanbaru melakukan inovasi dalam hal pelayanan publik, yaitu membangun Mal Pelayanan Publik (MPP). Dengan menggabungkan berbagai jenis pelayanan yang terintegrasi, pada tahun 2020 terdapat 103 layanan instansi atau lembaga dan 88 layanan baik perizinan maupun non perizinan.

Penyederhanaan prosedur untuk memudahkan masyarakat dalam mendapat berbagai jenis pelayanan yang lengkap dan terbaik, menjadikan MPP Pekanbaru sebagai role model MPP Nasional dan selama 3 tahun berturut-turut mendapat predikat MPP dengan pelayanan prima.

MPP Pekanbaru diresmikan pada tanggal 06 Maret 2019 oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafrudin M.Si. Pada tanggal 11 Maret 2020, pelayanan di MPP Kota Pekanbaru semakin diperluas dengan hadirnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Mengukir Prestasi

Selama Satu dekade kepemimpinan Walikota Dr. H. Firdaus,ST, MT bersama Wakil Walikota H. Ayat Cahyadi, S.Si, perkembangan Kota Pekanbaru semakin bertambah pesat. Pada mulanya kota yang bertatus sebagai Kota Besar ini kini telah menjelma menjadi Kota Metropolitan yang Smart.

Kota Pekanbaru menempati urutan pertama untuk peredaran uang terbesar di luar Pulau Jawa, dan telah mengantarkan Pekanbaru sebagai Kota tujuan Investasi terbaik di Indonesia.

Selama dua periode memimpin, Firdaus-Ayat telah terbangun berbagai infrastruktur, diantaranya 1.506 kilometer jalan aspal, Jalan Tol Pekanbaru – Dumai, Jalan Lingkar Outer Ring Road, Fly Over, Jembatan Siak 4, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Pekanbaru.

Dalam sektor lain, properti seperti perumahan yang terjangkau oleh masyarakat serta rumah layak huni yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu. Berdiri pula pusat perbelanjaan yang megah dan modern.

Jumlah hotel yang semula berjumlah 36 unit pada tahun 2012 kini bertambah menjadi 146 unit di tahun 2020 serta pembangunan Kawasan Industri Tenayan (KIT) yang nantinya akan menjadi pusat kegiatan Industri strategis di Kota Pekanbaru dengan kemampuan menyerap sebanyak 5.000 tenaga kerja.
Sektor kesehatan juga telah dibuktikan kepeduliannya berdirinya Rumah Sakit Madani yang merupakan milik Pemerintah Kota Pekanbaru dimana belum pernah ada sebelumnya. Selain itu berdiri pula berbagai Rumah Sakit milik swasta serta peningkatan jumlah klinik dan Puskesmas yang sebagian diantaranya naik status menjadi Puskesmas Rawat Inap.

Dalam sektor pendidikan, visi dan misi pasangan Firdaus-Ayat juga memberikan perhatian utama pembangunan SMP Madani milik Pemerintah Kota Pekanbaru serta bertambahnya jumlah fasilitas pendidikan baik milik pemerintah maupun swasta.

Hal tak kalah penting adalah terwujudnya pembinaan 99 Masjid sebagai Masjid Paripurna dari berbagai tingkatan, adanya insentif untuk para guru MDTA, adanya insentif untuk para Imam masjid, serta adanya insentif untuk para Ketua RW maupun Ketua RT.

Tidak Mudah

Dalam peringatan hari jadi Kota Pekanbaru ke-237 tahun tanggal 23 Juni 2021, Walikota Pekanbaru Firdaus mengaku tidak mudah menata kota dengan berbagai aspek persoalan. Namun langkah yang telah terlaksana, menjadi semangat untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan pembangunan daerah selama ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, serta para cendekiawan.

“Kami ucapkan terimakasih kepada masyarakat. Membangun daerah, pemerintah tidak bisa sendiri. Ini peranan bersama sama masyarakat dan pemerintah,” ujar Firdaus.

Dengan luas wilayah yang mencapai 632,26 km2, terdiri dari 15 Kecamatan dan 83 Kelurahan. Pekanbaru sangat berpotensi untuk dikembangkan. Apalagi letaknya yang strategis berada di tengah-tengah Provinsi Riau dan Pulau Sumatra serta berdekatan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Hal ini menjadikan Kota Pekanbaru sebagai simpul lalu lintas dan jalur perdagangan baik domestik maupun macanegara melalui Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Menurutnya, peluang Pekanbaru menjadi kota provinsi di Pulau Sumatera akan dapat dicapai bila kerjasama antara umaroh dan ulama. Kemudian selalu bersinergi untuk berjuang bersama untuk merebut peluang dan tantangan yang ada.

“Bagaimana generasi kita mampu membawa negeri ini ke kelas dunia, yang dapat berpeluang menjadi rangking empat dari tujuh negeri maju pada tahun 2040. SDM unggul Indonesia maju. Semoga apa yang kita rencakan ini dapat merebut peluang,” ungkapnya.

Ia menyebut pemerintah hanya sebagai pendorong dalam sebuah pembangunan daerah. Maka dikatakan Firdaus, pelaku pembangunan adalah masyarakat itu sendiri. Terutama masyarakat dunia usaha.

Hari Jadi ke-237 Pekanbaru ini akan menjadi kali terakhir dipimpin Firdaus-Ayat. Karena, keduanya segera memasuki tahun terakhir dalam 10 tahun kepemimpinan di ibukota Provinsi Riau ini. Firdaus mengaku bersyukur dalam kondisi Covid-19 ini melahirkan nilai positif dan negatifnya.

Untuk nilai positifnya, ujar Firdaus, masyarakat menjadi kreatif. Mau tidak mau masyarakat dipaksa berinteraksi dan menggunakan teknologi IT dalam kehidupan sehari-hari saat pandemi. Hal ini untuk menghindari tatap muka dalam pencegahan penyebaran virus.

“Dan Covid-19 kita tekadkan agar tidak menjadi penghalang dalam meraih cita-cita tersebut. Maka, semangat dan tekad agar menjadi dorongan masyarakat Pekanbaru agar giat lagi dalam membangun negeri mencapai kemajuan dan kesejahteraan,” tegasnya.

Semangat dan tekad ini, sambungnya, penting agar bersama mampu keluar dari krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Kekuatan ekonomi kerakyatan harus digiatkan dengan membangun kekuatan ekonomi rumah tangga. Ekonomi kerakyatan terbangun jika pemerintah daerah dan pemerintah pusat bersinergi.

“Insya Allah terbangun ekonomi yang dapat tumbuh 7 persen sebagaimana diharapkan pada tahun ini. Tentunya, kita harus bersama-sama bersinergi antara masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah dalam menggerakkan perekonomian,” harapnya.

Transformasi yang dilakukan melalui revolusi mental dalam pembangunan Sumber Daya Manusia hingga saat ini telah memperlihatkan hasil. Terlihat pada cara berpikir masyarakat Kota Pekanbaru yang semakin modern, maju dan berperadaban ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pekanbaru.

IPM Kota Pekanbaru dalam 9 tahun terakhir selalu meningkat di tiap tahunnya dan selalu tertinggi di Provinsi Riau. Tahun 2020 IPM Kota Pekanbaru sebesar 81,32. Sebagai perbandingan IPM Provinsi Riau sebesar 72,71, IPM DKI Jakarta 80,77, IPM Nasional 71,94, IPM Malaysia 80,04 dan IPM Singapura sebesar 93,50”. (adv)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *