Kebiasaan Seks Sehat Agar Harmonis dan Bahagia

seks sehat

LAMANRIAU.COM – Pasangan suami istri harus menjaga agar kehidupan pernikahan harmonis dan bahagia setiap harinya. Bagaimana cara menjaga hubungan yang berkualitas bersama pasangan? Salah satu caranya adalah dengan memiliki kehidupan hubungan seks yang sehat. Sehat dalam artian tak hanya berkaitan dengan fisik saja, lho!

Baca : Hadapi dengan Tenang Ketika Gairah Bercinta Berbeda

Kehidupan hubungan intim yang sehat adalah saat kamu dan pasangan merasa nyaman untuk membicarakan kebutuhan seks satu sama lain. Melansir dari Popbela, ada 6 kebiasaan hubungan intim sehat Ini.

Berani mengungkapkan jika merasa kurang puas

Komunikasi adalah kunci penting dalam setiap hubungan yang sehat, baik itu romansa, seksual, maupun jenis hubungan lainnya. Namun, cara kamu menyampaikan pikiran maupun perasaanmu juga sama pentingnya untuk membantu agar diskusi mengarah pada solusi.

Misalnya, kamu merasa kurang puas dengan kehidupan seks kalian, hindari menyampaikan hal tersebut seakan sedang menyalahkan pasangan. Memang, mengungkapkan kejujuran dan keinginan membuatmu merasa kurang nyaman, terutama jika berhubungan dengan seks. Namun, komunikasi yang terbuka adalah kunci penting dalam membangun kehidupan seks yang sehat dan penuh rasa percaya.

Sering berhubungan bukan berarti bisa menambah kebahagiaan

Banyak pasangan yang memiliki jadwal seks rutin merasa kebingungan, “Mengapa hubungan masih terasa kurang memuaskan?” Faktanya, jumlah sesi bercinta kamu dan pasangan nggak dapat memengaruhi kebahagiaan hubungan kalian, melainka, kualitas seks yang memiliki pengaruh penting.

Terapis mengatakan kalau kualitas suatu sesi bercinta yang perlu kamu dan pasangan perhatikan. Apa kamu dan pasangan sama-sama merasa puas dengan kehidupan seks kalian? Jika jawabannya ya, kamu dan pasangan telah memiliki hubungan yang berkualitas.

Ingat kalau seks nggak hanya menjadi cara untuk membangun ikatan antara satu sama lain. Dalam hubungan romansa, pastikan kalian berdua mengutamakan ikatan perasaan bersama dengan kegiatan intim ini.

Wajar jika kehidupan seks berubah

Jika kamu dan pasangan merasa nyaman, namun nggak memiliki kehidupan seks yang variatif, boleh jadi kalian sudah masuk ke fase terakhir. Kalian berdua merasa nyaman dalam hubungan dan selalu melakukan rutinitas seks yang sama setiap kali bercinta.

Sebenarnya, nggak masalah jika sudah masuk ke fase akhir ini, Bela. Namun, melakukan rutinitas seks yang itu-itu saja dapat menimbulkan kebosanan. Perasaan ini kemudian dapat memengaruhi kualitas hubungan secara keseluruhan. Coba untuk mendiskusikan hal ini dengan pasangan.

Ajak dirinya untuk mengganti gaya seks atau mencoba rutinitas seks yang berbeda. Dengan begitu, kalian berdua membangkitkan kembali gairah seks yang tinggi seperti awal pernikahan.

Seks aman tidak selalu dengan kontrasepsi

Seks yang aman, nggak selalu tentang alat kontrasepsi. Keamanan dalam bercinta harus meliputi semua aspek, fisik, mental, dan emosional. Seks yang aman lebih dari sekadar mengendalikan kehamilan atau mencegah penularan gangguan kesehatan seksual. Tetapi juga persetujuan pasangan dalam melakukan seks.

Apakah pasangan nyaman melakukan gerakan seks yang kamu inginkan? Apa kamu merasa aman ketika melakukan hal yang pasangan inginkan?

Terkadang, salah satu pihak enggan menolak keinginan pasangan dengan alasan takut kurang memuaskannya. Padahal dalam bercinta, baik kamu dan pasangan harus saling merasa aman dan nyaman melakukannya. Itu adalah seks yang aman, dan dapat berdampak pada hubungan yang berkualitas.

Karena itu, jangan ragu untuk mengutarakan pendapatmu ketika merasa kurang aman atau kurang nyaman dalam bercinta. Lalu, diskusikan dengan pikiran terbuka untuk mendapatkan sesi bercinta yang dapat memuaskan satu sama lain.

Memahami tidak selalu sama untuk setiap orang

Hubungan intim memiliki makna yang berbeda pada setiap orang. Ada yang menganggap hubungan intim itu nggak selalu tentang penetrasi atau intercourse. Juga sebagai sesuatu yang sakral. Ada banyak lagi makna dan pandangan lainnya mengenai seks.

Kamu dan pasangan boleh jadi memaknai seks dengan pandangan berbeda, boleh jadi memiliki preferensi yang berbeda pula. Karena itu, pastikan untuk membicarakan hal ini bersama-sama dengan pikiran yang terbuka dan mau mencoba hal baru bersama. Dengan begitu, kamu dan pasangan dapat membangun kehidupan seks yang sehat, yang berdampak pada hubungan berkualitas.

Menerima stigma yang ada pada satu sama lain

Stigma sosial dapat memengaruhi kehidupan hubungan intim kamu dan pasangan. Contohnya, pandangan negatif dari orang sekitar mengenai bentuk badanmu dapat menurunkan kepercayaan dirimu di hadapan pasangan, dan itu sangat berpengaruh pada sesi bercinta bersamanya.

Jika pasangan mengalami stigma, penting bagimu untuk mau menerima dan membantunya melawan isunya tersebut. Saling menerima dan membantu adalah kunci untuk melawan stigma yang memengaruhi diri.

Bahkan jika memungkinkan, jalani konsultasi dengan terapis untuk membantu mengatasi hal ini. Sebab, kamu atau pasangan nggak akan dapat merasakan kepuasan seks selama masih merasa insecure, baik secara mental maupun emosional. (hci)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews