LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Advokat dan praktisi hukum Riau, Budi Harianto SH MH menilai Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Provinsi Riau terlanjur salah meloloskan perusahaan bermasalah menjadi pemenang lelang proyek fisik Pengembangan Kawasan Masjid Raya Annur Provinsi Riau.
Budi Harianto menanggapi hal tersebut terkait penetapan PT Zarnita Abadi oleh Pokja ULP Provinsi Riau sebagai pemenang tender proyek di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau tahun 2021 dengan pagu sebesar Rp 21 miliar.
Baca : Pokja ULP Tidak Peka Pilih Pemenang Tender Fisik Pengembangan Kawasan Masjid Raya Annur
Diketahui bahwa saat ini Direktur Utama PT Zarnita Abadi, Mahlizar, sedang berpekara pada Pengadilan Tipikor Banda Aceh. Perusahaan ini diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi pembangunan jembatan Pagwa Kabupaten Pidie Jaya tahun 2017/2018.
“Saya kira hal ini harus ditinjau ulang, Pokja atau ULP harus peka. Etika hukumnya pemenang ini tidak dapat dibenarkan, jangan nanti kemudian hari malah jadi persoalan baru lagi jika tetap pemenang ini dipaksakan,” kata Budi Harianto, Rabu 4 Agustus 2021.
Walau kata Budi secara administrasi perusahaan tak bermasalah ikut tender tersebut. “Apakah cuma itu yang jadi penilaian. Bagaimana dengan track rekord perusahaan ini,” lanjutnya.
Pengacara vokal ini menyebutkan, persoalan yang sedang dihadapi oleh perusahaan ini adalah masalah tindak pidana korupsi yang bukan menjadi masalah biasa.
“Negara saat ini sedang gencar melakukan pemberantasan korupsi, tanpa pandang bulu, karena persoalan korupsi ini kejahatan yang menjadi atensi semua pihak. Jadi hendaknya Pokja ULP Pemerintah Provinsi Riau peka terhadap masalah ini,” katanya.
Ia mengatakan mau jadi apa negeri ini kalau sudah jelas-jelas perusahaan itu bermasalah malah ditunjuk lagi jadi pemenang.
“Apakah tidak ada lagi perussahaan yang lebih layak dan sehat di Riau ini yang bisa mengerjakan pekerjaan fisik pengembangan kawasan Masjid Raya Annur Provinsi Riau ini,” pungkasnya. ***
