LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) bersama Penerbit Gahara tengah menyiapkan guru atau pelatih Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (Mulok BMR). Tdak saja mengajar di tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TL) sampai SMA, tetapi juga sampai ke mahasiswa dan masyarakat umum agar budaya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Syahril Abubakar saat membuka Focus Group Discussion atau diskusi kelompok terpumpun Mulok BMR yang diinisiasi Penerbit Gahara dengan melibatkan guru utusan kecamatan se Kota Pekanbaru, Rabu 30 Maret 2022 di Balai Adat LAMR.
Dia menjelaskan kegiatan tersebut diperlukan untuk menggali agar muatan lokal budaya melayu dipergunakan masyarakat Riau dalam kehidupan sehari-hari.
“Selama ini belum ada regulasi, tetapi setelah adanya Peraturan Daerah tentang Budaya Melayu maka sudah diterapkan di Riau khususnya di Pekanbaru,” jelasnya.
Namun, kata Datuk Syahril Abubakar, persoalan selama ini yang dihadapi adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjadi guru atau instruktur muatan lokal dari TK sampai ke SMA hingga kepada mahasiswa dan masyarakat umum.
“Jadi kami dari LAMR sangat berkepentingan menyiapkan hal tersebut dengan target awal lebih dari 5000 guru sehingga akan terus dilakukan pelatihan dan pembekalan,” urainya.
Sementara itu, Yahya Anak Ranin dari perwakilan Penerbit Gahara menjelaskan tujuan diadakannya forum adalah menggali informasi terkini dan terpercaya mengenai praktik pengajaran Mulok BMR pada tingkat sekolah khususnya SD.
“Lalu mengkaji bahan ajar dan perangkat pembelajaran dari Penerbit Gahara dan selanjutnya adalah agar mendapat formula terbaik untuk diklat guru nanti dan melakukan evaluasi terhadap video dan audio pembelajaran dari Gahara,” rincinya.
Pelatihan diikuti puluhan guru selama sehari penuh dengan menghadirkan nara sumber dari berbagai pihak termasuk LAMR dan Pemerintah Daerah. ***
