Boleh Tahan

visi vokasi

ALHAMDULILLAH; semoga pembaca yang budiman senantiasa dijumpai dalam keadaan sehat wal’afiat dan dapat menikmati akhir pekan dengan penuh suka cita bersama keluarga.

Terkhusus bagi yang sudah berumur enam puluh tahun ke atas dan agak-agak lemah semangat, hamba juga doakan semoga tetap sehat dan kuat semangat sempena Hari Lanjut Usia Nasional 19 Mei tahun ini.

Hari ini, hamba cuma hendak berbagi kisah anak muda yang memiliki semangat membaja dalam berikhtiar meraih beasiswa untuk meneruskan Pendidikan Magister (S2) di Luar Negeri.

Dia tak pernah membayangkan akan melanjutkan studi S2 di negeri Gajah Putih-Thailand. Sejak 2014, dia hanya membidik beasiswa di benua Eropa, Amerika, dan Australia. Sama sekali belum menyentuh Asia, apalagi Thailand.
 
Dalam kurun delapan tahun (2014-2022), anak jati asal Kabupaten Indragiri Hilir ini ternyata telah mengalami dua puluh lima kali kegagalan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Luar Negeri.

Namun, kegagalan-kegagalan tersebut tidak sedikitpun mengurangi keteguhannya untuk terus berikhtiar memburu beasiswa, malahan semangat itu semakin menyala-nyala. Boleh Tahan..!

Agak-agaknya, Mohd. Yunus, budak Melayu Tembilahan ini menggenggam betul semangat Melayu, “Sekali layar terkembang, surut kita berpantang”.

Berkali-kali sudah hamba membuatkan surat rekomendasi akademik ke berbagai perguruan tinggi di Luar Negeri, namun sekian kali pula mendapat jawaban yang tak suai harapan. 

Syahdan, pada pertengahan tahun 2019, hamba pertemukan beliau dengan seorang mahasiswa Pascasarjana asal Indonesia (Sumatera Barat)@Wengky Ariando yang sedang belajar di Chulalongkorn University-Thailand.

Mahasiswa itu sengaja ke Pekanbaru menemui hamba untuk wawancara mendalam tentang Kearifan Lokal Orang Suku Laut di Kabupaten Lingga yang menjadi topik riset untuk Tesis Magisternya.
 
Informasi dari mahasiswa Chulalongkorn University itu sungguh telah memberikan sudut pandang baru bagi Mohd. Yunus dalam berburu beasiswa di perguruan tinggi wilayah ASEAN.

Dia pun mulai berselancar di dunia maya mencari peluang beasiswa dari kampus-kampus di negeri Thailand dan akhirnya diterima di Khon Kaen University-salah satu perguruan tinggi yang terletak di Timur Laut Thailand.

Berbekal proposal Riset untuk Tesis Magisternya tentang Keaneragaman Hayati Lahan Gambut, Alumni Sarjana Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau yang tekun, gigih, bersemangat pantang menyerah dan tahan banting ini berhasil meraih beasiswa KKU Scholarship for ASEAN and GMS Countries’ selama dua tahun.

“Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan dapat” (man jadda wajada). Kisah petualangan Ananda Mohd. Yunus selengkapnya dapat disimak melalui tautan blog pribadinya di: Thailand: Sebuah Ikhtiar Melanjutkan Studi ke Luar Negeri – Mohd. Yunus (mhdyns.blogspot.com).

Semangat Ananda Mohd. Yunus memburu beasiswa untuk berjihad di jalan Ilmu Pengetahuan ini mengingatkan hamba pada kegigihan Peraih Nobel Perdamaian 2006 @Muhammad Yunus:

“Siapa yang tidak percaya dan merasa tidak bisa hendaknya jangan menghalangi yang merasa bisa dan mampu.”

Apa Maciam…?***

Baca: Spirit Bangkit

#kolom24

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Respon (3)

  1. Inspiring story prof. Semoga cerita inspirasi mahasiswa prof ini, akan menjadi semangat saya setelah tamat S2 nanti saya akan bisa diberikan kesempatan ntuk melanjutkan program doctoral, jangan pernah berhenti belajar, kalo berhenti belajar berarti kita sudah mati, begitulah statement bagaimana saya memotivasi diri saya ntuk terus belajar.

  2. Pantang pulang!
    Tulisan menjadi bukti support guru yg luar biasa. Entah bagaimana, berbentuk apa, tapi tulisan ini telah lahir.
    Murid berhasil, guru lebih berhasil.
    Semangat juga untuk prof.

  3. Memang saye merase ape yang opernah orang orang bilang sebelum saye berangkat kuliah dulu, ade orang bercakap dengan saye untuk ape kuliah kalau selesai kuliah menganggur juge,,, tapi saye tak hiraukan cakap orang lain dan akhir saye ikut ape kate hati saye, berkat do’a kedua orang tua dan tekad yang kuat, Alhamdulillah saye dapat menyelesaikan semua jenjang akademik,,, memang kekadang kita tak perlu juga banyak dengarr cakap orang yaa prof,,??

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *