Efek Samping Terlalu Sering Onani dan Cara Mengatasinya

efek onani

LAMANRIAU.COM – Onani alias masturbasi pada pria tidak hanya menjadi sarana pelepasan hasrat seksual yang paling aman, tapi juga memberikan sejumlah manfaat untuk kesehatan. Meski begitu, onani yang berlebihan tentu punya efek samping bagi tubuh.

Mengutip Hellosehat.com, masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan pada diri sendiri untuk memperoleh kepuasan seksual. Masturbasi pada laki-laki yang disebut onani biasanya dilakukan dengan menyentuh atau menggesekkan penis, kantong testis, atau anus.

Baca : Konsumsi Suplemen Ini, Hubungan Ranjang Suami Istri Makin Joss

Perilaku seksual ini sangat lumrah dan bisa dijumpai pada semua kategori usia. Onani bahkan tergolong sebagai cara yang sehat untuk menyalurkan hasrat seksual, mencari tahu apa yang membuat kita puas secara seksual, dan mencapai ejakulasi.

Sejauh ini, tidak ada patokan pasti mengenai frekuensi onani yang wajar. Seseorang boleh saja melakukan onani sekali sehari, sekali seminggu, atau bahkan beberapa kali dalam sehari selama ia tidak mengalami efek samping yang mengganggu.

Melakukan masturbasi secara rutin juga tidak berarti bahwa kamu mengalami gangguan seksual. Akan tetapi, ada tanda-tanda kecanduan onani yang patut kita kenali, seperti:

  • menghabiskan banyak waktu untuk onani,
  • sering berpikir tentang onani,
  • melakukan onani untuk mengalihkan emosi negatif,
  • merasa bersalah atau marah ketika atau setelah masturbasi,
  • kehidupan pribadi atau pekerjaan terganggu karena onani
  • masturbasi bahkan ketika pria sedang tidak bergairah, serta
  • lebih memilih onani ketimbang berhubungan seksual dengan pasangan.
  • Onani menjadi salah satu upaya untuk mengeksplorasi tubuh yang bisa dilakukan pria maupun wanita. Meskipun sering dianggap tabu, nyatanya terdapat sejumlah manfaat masturbasi yang telah terbukti secara medis.

Efek samping terlalu sering onani

Berikut sejumlah dampak dari segi fisik dan psikologis yang mungkin terjadi jika terlalu sering onani.

Mencederai penis

Menurut Tobias Köhler, M.D., dokter spesialis urologi Southern Illinois University, AS lewat Men’s Health mengatalan, sering masturbasi bisa menyebabkan cedera pada bagian penis tertentu. Cedera tersebut dapat berupa luka ringan pada kulit hingga kondisi yang serius seperti penyakit Peyronie. Penyakit Peyronie ditandai dengan terbentuknya jaringan parut pada penis akibat cedera penis yang berulang.

Terganggunya kehidupan sosial

Kecanduan masturbasi juga dapat menimbulkan efek samping pada kehidupan sosial. Begitu kecanduan, mungkin kita akan memilih menghabiskan malam untuk berdiam diri dalam kamar ketimbang menghadiri acara bersama teman.

Dan Drake, terapis bersertifikat untuk pecandu seks dan konselor klinis, menurut Men’s Health, juga menyebutkan bahwa kecanduan onani bisa menghalangi mendapatkan pasangan hidup.

Terganggunya pekerjaan

Keinginan untuk berfantasi yang tidak tertahankan juga dapat mengganggu pekerjaan. Pernahkah kamu terlambat untuk menghadiri meeting karena tidak tahan melakukan onani dulu ke toilet? Bila pernah mengalaminya, berarti kebiasaan onani sudah menimbulkan efek samping yang amat mengganggu. Jika sudah begitu, saatnya untuk mulai menghentikan kebiasaan tersebut.

Rasa tidak puas terhadap pasangan

Masih menurut Köhler, orang yang kecanduan masturbasi sulit merasa puas terhadap pasangan mereka dalam dunia nyata. Mereka mungkin akan merasa lebih puas saat masturbasi sendiri dengan rangsangan dari film porno.

Saat pasangannya melakukan hal yang sama seperti dalam adegan film porno tersebut, mereka justru merasa kurang puas. Masalah ini tentu saja akan mengganggu hubungan kamu dan pasangan.

Malu dan rasa bersalah

Onani yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa malu dan rasa bersalah. Kamu mungkin merasa bersalah karena lebih menikmati rangsangan seksual dari onani ketimbang hubungan seks dengan pasangan.

Beberapa orang juga menjadikan onani sebagai pelarian dari depresi dan kecemasan. Namun, semakin sering ia melakukan onani, rasa malu dan bersalahnya semakin besar. Hal ini justru memperburuk depresi dan kecemasan.

Fantasi seksual terus bermunculan

Kecanduan onani terkadang berakar dari fantasi seksual yang menggebu-gebu. Masturbasi yang tadinya berfungsi sebagai penyaluran hasrat seksual justru membuat fantasi seksual terus bermunculan.

Pikiran mengenai seks yang terus tertanam dalam kepala tentu bisa menimbulkan masalah dalam kehidupan sosial. Jika onani telah menimbulkan efek samping ini, sebaiknya mulai mencari cara untuk mengatasinya.

Cara mengatasi kecanduan onani

Bila kamu merasa terlalu sering onani atau mengalami banyak permasalahan karena perilaku seksual ini, kamu bisa mencari bantuan profesional dari dokter, psikiater, atau terapi seks. Berikut beberapa jenis penanganan untuk mengatasi efek samping onani.

Kecanduan onani merupakan salah satu bentuk perilaku seksual kompulsif. Perilaku ini dikenal juga sebagai hiperseksualitas. Mengutip Mayo Clinic, orang dengan perilaku seksual kompulsif sering kali juga mengalami gangguan psikologis lainnya.

Terapi seks bertujuan mencari tahu penyebab kecanduan onani sehingga kamu bisa membuat strategi untuk menguranginya. Berikut tiga jenis psikoterapi yang paling umum.

– Terapi kognitif perilaku (CBT) untuk mengenali pikiran, emosi, atau keyakinan negatif yang membuat kamu melakukan onani sebagai pelampiasan.

– Terapi penerimaan dan komitmen (ACT) untuk membantu kamu berkomitmen dalam mengubah perilaku.

– Psikoterapi psikodinamik untuk mencari tahu pikiran atau perilaku yang tidak disadari, mengembangkan pola pikir baru, dan mengatasi masalah. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *