Pasca Diresmikan Presiden Jokowi, Anggota DPRD Riau Dapil Rohil Berharap Pengelolaan SPAM Durolis Dimaksimalkan

laman riau

LAMANRIAU.COM, BENGKALIS – Seusai Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Dumai – Rokan Hilir – Bengkalis alias Durolis di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau Pada. Jokowi menyebut SPAM ini nantinya bisa menyediakan air minum dengan kualitas baik bagi 32 ribu rumah tangga di ketiga daerah tersebut.

SPAM ini di bangun pada tahun 2020 lalu. Setelah di resmikan oleh Presiden Jokowi, SPAM ini bermanfaat untuk menyediakan kebutuhan air minum masyarakat di Labuan Bajo sebanyak 8 ribu sambungan rumah atau setara dengan 40 ribu jiwa.

Setelah pasca di resmikan, Anggota DPRD Riau Dapil Rokan Hilir (Rohil), Karmila Sari, meminta pemerintah provinsi dan kabupaten agar serius mengelola SPAM Regional Dumai, Rohil, dan Bengkalis (Durolis).

Karmila Sari menjelaskan, ketersediaan air bersih di tiga kabupaten/kota tersebut memang minimk, sehingga SPAM menjadi solusi untuk waktu jangka panjang. Karmila menegaskan, hal itu mampu membantu masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih.

“Itu anggarannya sampai Rp 400 Miliar, merupakan sinergitas antara kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Pemanfaatannya harus maksimal, karena ini menyangkut hidup masyarakat. Kan dalam UUD Pasal 33 jelas bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” jelas politisi Partai Golkar ini, Jumat 6 Januari 2023.

Politikus Partai Golkar itu melanjutkan, selama ini masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih dengan cara membeli air dan menampung air hujan. Karenanya, keberadaan SPAM tentu menjadi kebahagiaan bagi masyarakat di tiga kabupaten/kota tersebut.

“SPAM ini jadi solusi jangka panjang. Kalau beli air, tentu menambah beban keuangan rumah tangga. Kalau di tampung air hujan, tingkat keasamannya kan tidak layak untuk di konsumsi, efek ke depan bisa membuat gigi rusak dan rambut rontok. Tapi kan masyarakat tidak ada pilihan lain. Apalagi dominan 80% wilayah kita gambut,” tutur Karmila.

Berdasarkan pengamatannya langsung ke masyarakat, kesulitan masyarakat mendapatkan air bersih di karenakan kondisi kontur tanah yang mayoritas gambut, dan juga karena ada pemukiman di wilayah pengeboran minyak bumi.

Karmila mengharapkan kepada manajemen pengelolaannya bisa maksimalkan. Serta perawatan pipanisasi bisa di jalankan dengan baik, kedepan jangkauannya pun bisa lebih luas.

“Manajemen harus serius, mulai dari sistem pembayaran yang di bebankan ke masyarakat, kemudian perawatan pipa. Kalau manajemen bagus, pemanfaatannya bisa makin luas dan jumlah rumah tangga yang dialiri air bersih bisa semakin banyak dan terus-menerus. Ini kan berkaitan dengan kesehatan masyarakat kita juga. Air bersih merupakan kebutuhan primer,” tuturnya.

Editor: Fahrul Rozi/Penuli: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews