LAMANRIAU.COM – Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Maroko, Ahmad Dailami Fadhil, telah menyatakan bahwa kondisi para pelajar Indonesia di Maroko saat ini aman setelah gempa berkekuatan Magnitudo 6,8 terjadi pada Jumat Malam 8 September 2023 waktu setempat. Ahmad mengkonfirmasi hal ini melalui sambungan telepon pada Selasa 12 September 2023. Tidak ada pelajar Indonesia yang terkena dampak gempa tersebut.
Meskipun begitu, Ahmad juga melaporkan bahwa banyak bangunan di sekitar tempat tinggal para pelajar Indonesia di Marakesh mengalami kerusakan hingga roboh akibat gempa, terutama di Kota Tua. Namun, fasilitas umum seperti rumah sakit, dapur umum, dan pasokan listrik di kota tersebut masih berfungsi dengan baik dan dapat digunakan oleh masyarakat.
Saat ini, terdapat total 204 pelajar Indonesia yang sedang belajar di Maroko, dengan sebagian besar dari mereka tinggal di Marakesh, yang berjarak cukup jauh dari lokasi gempa yang paling parah, yaitu wilayah Al Haouz.
Gempa bumi di Maroko telah menyebabkan 2.862 korban jiwa dan 2.562 orang luka pada Senin 11 September 2023 berdasarkan laporan dari situs berita daring Maroko, Hespress, yang mengutip Kementerian Dalam Negeri Maroko.
Pemerintah Maroko telah membentuk tim komisi dan investigasi yang bertugas untuk merekonstruksi bangunan yang runtuh, merawat korban gempa, dan mengumpulkan dana sumbangan. Ahmad juga mencatat bahwa Pemerintah Maroko baru-baru ini membuka donasi dalam bentuk uang, sementara logistik dan tenaga manusia (SDM) belum dapat diterima.
Selain itu, PPI Maroko telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rabat untuk menyampaikan perkembangan situasi pasca-gempa di lapangan.
Ahmad menyatakan, “Kami selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan KBRI. Jadi, memang KBRI instruksinya berkoordinasi dengan Kemlu di Jakarta dan Kementerian Dalam dan Luar Negeri Maroko.”***
Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim