LAMANRIAU.COM, HUBEI – Jumlah pasien diduga terjangkit virus korona di Provinsi Hubei, Tiongkok tiba-tiba melonjak 14.840 orang atau 45 persen menjadi 48.206 orang, setelah komisi kesehatan nasional Hubei memasukkan pasien “diagnosa klinis” dalam memantau penyebaran virus.
Sebelumnya pasien dengan gejala pneumonia yang diperiksa dengan CT scan tidak dimasukkan ke dalam penghitungan karena tidak melewati uji laboratorium yang lebih pasti dalam menentukan positif atau negatif korona.
Kamis (13/2/2020) kemarin, komisi mulai memasukkan pasien-pasien diagnosa klinis tersebut supaya pemantauan korona lebih konsisten dengan provinsi-provinsi lain.
Jumlah korban meninggal akibat wabah virus korona di Hubei kembali mencetak rekor harian, yakni 242 orang, sehingga jumlah total kematian di provinsi tersebut mencapai 1.310 orang hingga hari ini, kata komisi kesehatan provinsi.
Angka terbaru itu meningkat dua kali lipat dari rekor harian sebelumnya pada Senin (10/2/2020), yaitu 103 kematian.
Reuters bulan lalu melaporkan bahwa keterbatasan alat uji RNA di Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan, mungkin telah menunda pasien untuk menjalani diagnosis dan mendapat perawatan tepat, sehingga berkontribusi terhadap penyebaran virus dalam beberapa hari pertama wabah COVID-19.