Inilah Wanita yang Difitnah Sebagai “Patient Zero” Penyebar Corona

Maatje Benassi (Foto: CNN)

LAMANRIAU.COM – Anda pasti pernah dengar cerita konspirasi tentang tentara Amerika yang menyebarkan virus corona pertama kali di Tiongkok, ketika mereka mengikuti pesta olahraga militer di kota Wuhan.

Kisah ini dipercaya oleh banyak rakyat Tiongkok, terutama para warganet. Di YouTube, Twitter, dan terutama platform media sosial di Tiongkok, cerita ini menyebar lebih cepat dari penularan virus corona itu sendiri.

Korban utama dari cerita bohong atau misinformasi atau disinformasi ini adalah seorang wanita bernama Maatje Benassi, ibu dua anak yang pernah ditempatkan di pasukan cadangan Angkatan Darat Amerika Serikat.

Teori konspirasi ini muncul di YouTube hampir setiap hari dan ikut disebarkan oleh media-media Partai Komunis Tiongkok.

Benassi dan suaminya menjadi sasaran pergunjingan yang tiada henti dan berdampak pada kehidupan pribadi mereka. Pasangan itu mengatakan alamat rumah mereka dicantumkan di internet, dan sebelum mereka menutup akun medsos, kotak pesan dipenuhi kiriman dari mereka yang percaya konspirasi tersebut.

“Rasanya seperti terbangun dari mimpi buruk lalu mendapatkan mimpi yang lebih mengerikan, begitu setiap hari,” kata Benassi dalam wawancara dengan televisi berita Amerika, CNN, belum lama ini. Wawancara itu adalah kemunculannya yang pertama di depan publik sejak dia menjadi korban hujatan di internet.

Info-demic
Dari begitu banyak misinformasi dan hoax terkait pandemik virus corona, teori konspirasi yang mengorbankan Benassi adalah salah satu yang terbesar, bahkan mungkin dalam sejarah dunia maya. Teori ini mendapat banyak pengikut di Tiongkok, negara berpenduduk 1 miliar lebih.

Kisah ini juga bisa menjadi pengingat bagi semua orang, betapa karangan bebas di dunia maya yang begitu muskil dan tanpa bukti bisa membawa konsekuensi berat dan panjang di dunia nyata bagi korbannya.

Benassi dan suaminya Matt masih aktif dalam tugas-tugas negara. Maajte menjadi karyawan sipil di markas AD Fort Belvoir di Virginia sebagai petugas keamanan. Matt, pensiunan Angkatan Udara, juga dikaryakan dalam tugas sipil oleh AU di Pentagon.

“Saya ingin semua orang berhenti merendahkan saya, karena ini termasuk cyberbullying [perundungan di dunia maya] dan sudah tidak terkendali lagi,” kata Maajte sambil menahan air mata.

Matt, suaminya, sudah berusaha agar video-video terkait di YouTube dihapus dan dicegah supaya tidak makin tersebar. Mereka juga sudah minta bantuan pengacara dan melapor ke polisi, tetapi responnya adalah tidak banyak yang bisa dilakukan, karena di Amerika orang bebas bicara apa pun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut maraknya informasi bohong soal virus corona sebagai “info-demic”.

Awal Mula Teori Konspirasi Corona
Teori konspirasi tidak berbeda jauh dengan virus, dalam arti bisa berkembang dan bermutasi, lalu menyebar dan bertahan hidup. Sebelum Maatje Benassi menjadi tokoh protagonis dalam konspirasi ini, banyak variasi kisah yang beredar selama berbulan-bulan.

Di pekan-pekan pertama saat dimulainya wabah, para penganut teori konspirasi mengatakan — tanpa bukti — bahwa virus corona adalah senjata biologi yang dikembangkan AS.

Setelah itu seorang pejabat pemerintah Tiongkok secara terbuka menyebut adanya kemungkinan bahwa militer AS membawa virus tersebut ke Tiongkok.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan pernyataan itu “sangat mengada-ada dan tidak bertanggung jawab”, terutama bagi seorang pejabat yang merupakan representasi pemerintah Tiongkok.

Pada Maret, sekitar tiga bulan sejak kasus virus corona pertama dilaporkan di Tiongkok, para pengusung teori konspirasi mulai membidik Maatje Benassi. Teori tanpa dasar mereka dimulai dengan kehadiran wanita itu di Military World Games, Oktober 2019, di Wuhan, kota di Tiongkok yang menjadi asal mula pandemik.

Maatje Benassi ikut bertanding di ajang balap sepeda dan dia mengalami kecelakaan pada putaran terakhir yang membuat tulang iganya retak. Meskipun terjatuh, dia mampu menuntaskan balapan, namun itu menjadi awal dari hal yang lebih buruk lagi.

Ketika ratusan atlet dari kontingen militer AS bertanding, Maatje Benassi disisihkan akibat cedera dan itulah kenapa dia menjadi bintang utama kisah konspirasi tersebut.

Dalang Amerika
Uniknya, salah satu sutradara cerita ini adalah warga Amerika juga bernama George Webb, 59, yang dikenal sebagai tokoh penyebar misinformasi. Selama bertahun-tahun Webb secara berkala melakukan siaran langsung di YouTube, di mana videonya bisa ditonton 27 juta kali dengan 100.000 pengikut.

Pada 2017, CNN mengungkap bahwa Webb adalah salah satu dari trio pengusung teori konspirasi yang menyebarkan cerita bohong tentang sebuah kapal barang yang berisi bom dan akan merapat di Pelabuhan Charleston, South Carolina. Kisah ini tidak pernah terbukti, tetapi sejumlah tempat di pelabuhan itu sempat ditutup sebagai tindakan berjaga-jaga.

Belum lama ini Webb mengaku video-videonya di YouTube menerima iklan — artinya bahwa YouTube, yang dimiliki Google, ikut meraup penghasilan dari misinformasi yang dibuat Webb. Dan tentu saja orang itu sendiri juga menikmati uangnya.

Benassi Lain
Webb bahkan menyebut seorang disc jockey Italia bernama Benny Benassi, dengan lagu terkenal berjudul “Satisfaction” (2002), juga mengidap virus corona dan terlibat dalam konspirasi bersama Maatje dan Matt Benassi.

Benny mengatakan ke CNN dia tidak pernah bertemu Maatje dan Matt, dan juga tidak ada hubungan keluarga. Benny menjelaskan Benassi adalah nama keluarga yang sangat pasaran di Italia.

Selain itu, Benny Benassi mengklaim dia tidak terinfeksi virus corona. Dia membatalkan sejumlah konser karena adanya kampanye social distancing dan pembatasan perjalanan, hal yang lumrah dilakukan artis dunia mana pun di tengah pandemik ini.

Kengawuran teori Webb terlihat dari pernyataan sebelumnya bahwa Benny Benassi orang Belanda, padahal faktanya bukan.

Kepada CNN, Webb sendiri tidak mampu menunjukkan bukti substantif atas tuduhannya dan menyebut dirinya “wartawan investigasi”, bukan penganut teori konspirasi.

Dia juga mengatakan YouTube belum lama ini menghentikan layanan iklan di videonya setelah dia mulai berkicau soal teori-teori virus corona. Webb mengklaim dia hanya mendapat beberapa ratus dolar saja per bulan dari YouTube.

Dihapus, Diunggah Lagi
Juru bicara YouTube menegaskan komitmen untuk mengedepankan informasi yang akurat soal virus corona, dan telah menghapus sejumlah komentar-komentar bernada ancaman kepada Benassi di bawah video-video Webb. YouTube juga menghapus sejumlah video Webb sebelumnya.

Teori-teori sampah di internet sudah menimbulkan keprihatinan global. Tuduhan-tuduhan terhadap pasangan Benassi sangat tidak benar, tetapi ancaman dan rasa takut yang dihadapi suami istri itu benar-benar nyata.

“Sangat sulit meminta pertanggungjawaban dia [Webb],” kata Matt Benassi.

“Para penegak hukum akan mengatakan ‘tidak ada yang bisa kami lakukan karena di negara ini kebebasan berbicara dijamin’,” jelasnya.

Matt menambahkan dia sudah menyampaikan keluhan ke YouTube, dan meskipun ada video yang kemudian dihapus, butuh waktu berhari-hari sebelum YouTube melakukan itu. Dalam waktu tersebut, videonya sudah lebih dulu viral dan dia sudah jadi korban. Yang lebih buruk lagi, video Webb yang telah dihapus diunggah lagi oleh orang lain ke YouTube.

Di Tiongkok, video-video YouTube yang menyerang Benassi diunggah ke platform lokal seperti WeChat, Weibo, dan Xigua Video, serta diterjemahkan ke Bahasa Mandarin.

“Saya sadar hidup tidak akan sama lagi. Setiap kali Anda mencari nama saya di Google, akan muncul nama patient zero,” kata Maatje Benassi. (BSC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *