Gawat! Hampir Tiga Bulan ‘Lockdown’ Malaysia Terancam Resesi

Ilustrasi/NET

LAMANRIAU.COM, KUALA LUMPUR – Ekonomi Malaysia akan mengalami tekanan berat sebagai dampak dari mewabahnya pandemi virus corona (COVID-19).

Setelah membukukan pertumbuhan kuartalan paling lambat sejak krisis keuangan global, ekonomi negara ini diperkirakan akan memasuki resesi dalam empat hingga enam bulan ke depan, kata ahli statistik negara itu.

“Akibat perbatasannya tertutup bagi orang asing dan macetnya perdagangan di seluruh dunia, berbagai industri termasuk pariwisata dan penerbangan telah lumpuh, menambah ketidakpastian pada rebound perdagangan pada kuartal pertama,” kata Mohd Uzir Mahidin, kepala statistik Malaysia, dikutip dari MalayMail, Minggu (31/5).

Proyeksi perlambatan ke depan dalam ekonomi dikeluarkan setelah produk domestik bruto (PDB) negara itu hanya tumbuh 0,7% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Itu merupakan angka pertumbuhan terendah sejak kuartal ketiga 2009, jelas Mahidin.

Angka itu jauh lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan 3,9% sampai 4,2%. Rendahnya pertumbuhan terjadi karena negara kehilangan 22,8 miliar ringgit (US$ 5,3 miliar) dalam output ekonomi karena memberlakukan kuncian (lockdown) di seluruh negeri, katanya.

Pada bulan Maret, ketika dunia memulai “Great Lockdown”, sebuah indikator utama mencatat penurunan tertajam sejak November 1991, kata ahli statistik.

“Dari indikasi awal pada bulan April dan Mei 2020, lingkungan ekonomi diramalkan tidak menguntungkan bagi bisnis Malaysia,” menurut laporan itu. “Dengan adanya lockdown global, situasi yang belum pernah terjadi ini telah menyebabkan kontraksi tajam terhadap ekonomi, tidak seperti sebelumnya.”

Sebelumnya, pada 10 Mei lalu Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, mengumumkan perpanjangan aturan pembatasan (lockdown) di negara itu selama selama empat minggu. Pengumuman itu akan membuat aturan lockdown yang disebut perintah kontrol gerakan (movement control order/MCO), akan tetap ada sampai 9 Juni mendatang.

Malaysia pertama kali memberlakukan MCO pada 18 Maret, saat kasus virus corona di negara itu mulai meningkat tajam. Selama MCO berlaku, sekolah dan bisnis yang tidak penting ditutup, dan orang-orang dihimbau tidak meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan, barang-barang penting atau untuk berobat.

Sebelumnya aturan itu telah dilonggarkan pada 4 Mei. Di mana sebagian besar bisnis dibuka kembali dan orang-orang mulai bisa bepergian untuk bekerja. Namun sekolah tetap tutup dan pertemuan sosial besar masih dilarang. (WCO)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *