Ledakan di Kota Beirut Capai Radius 10 Kilometer

LAMANRIAU.COM, BEIRUT – Ledakan dahsyat mengguncang sisi kota Beirut dan memicu kepanikan warga, tidak terkecuali staf dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Ibukota Lebanon itu. Kuatnya ledakan tersebut sempat membuat warga menduga guncangan tersebut diakibatkan oleh gempa bumi.

“Getaran ledakan dirasakan KBRI yang berjarak 7,5 km. Para staf berhamburan, keluar kamar,” kata Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto T Tohari, Rabu 5 Agustus 2020.

Menurut Hajriyanto, sebagian besar orang mempunyai pendapat spontan bahwa itu adalah serangan bom karena hempasannya begitu besar. Terlebih terlihat asap hitam yang membumbung di angkasa. Media massa di Lebanon memberikan informasi bahwa banyak bangunan yang mengalami kerusakan dalam radius 10 km.

“Baru beberapa saat setelah itu stasiun televisi mengabarkan dan memberikan informasi bahwa ledakan tersebut berasal dari hanggar yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat,” ujar Hajriyanto.

Menurut Hajriyanto, jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut telah mencapai angka 100 orang lebih.

Sebelumnya pejabat Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan sedikitnya 100 orang terbunuh dan lebih dari 4.000 orang terluka, dan mengatakan jumlah korban bisa bertambah. 

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan dalam pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan, dan dia mengatakan hal itu “tidak dapat diterima”.

Para pejabat tidak mengatakan apa yang menyebabkan kobaran api yang memicu ledakan itu. Sebuah sumber keamanan dan media mengatakan itu dimulai dengan pekerjaan pengelasan yang dilakukan di sebuah lubang di gudang.

Rekaman ledakan yang diposting di media sosial menunjukkan asap cendawan naik dari pelabuhan, diikuti oleh ledakan besar, mengirimkan awan putih dan bola api ke langit. Mereka yang merekam kejadian dari bangunan tinggi 2 km dari pelabuhan terlempar ke belakang oleh goncangan.

Orang-orang yang berdarah terlihat berlari dan berteriak minta tolong di awan asap dan debu di jalan-jalan yang berserakan bangunan yang rusak, puing-puing terbang, dan mobil dan furnitur yang rusak. (SDN)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *