Siak  

12 Tahun Proyek PLTU Koto Ringin Mangkrak, Tanggungjawab Siapa?

PLTU Koto Ringin

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Sudah 12 tahun lebih proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Koto Ringin, Kabupaten Siak mangkrak. Meski bangunan yang menelan anggaran sebesar Rp91,6 miliar ini sudah menjadi besi tua, tak pernah menjadi sorotan penegak hukum.

Baca : Kejati Lamban, KIB akan Laporkan Dugaan Korupsi di Diskominfotik Riau ke Kejagung

Ketua LSM Koalisi Indonesia Bersih (KIB) Riau, Haryadi SE mengatakan, proyek PLTU berkapasitas 2 x 3 mega watt ini beberapa waktu lalu sempat dilaporkan pegiat anti korupsi ke aparat hukum di Kabupaten Siak, namun sampai sejauh ini belum pernah berproses.

“Proyek ini menurut penelusuran kami berlangsung pada periode 2007-2008 dengan menggunakan APBD Siak sebesar Rp91 miliar. Kontraktor pemenang tender pelaksananya adalah PT Modaco Enersys,” kata Haryadi, Sabtu 30 Januari 2021.

Menurut Haryadi lagi, ada dugaan proyek ini gagal dari awal perencanaan. Bahkan pemegang perusahaan tender berkaitan dengan anak pejabat daerah saat itu. Dalam laporannya lama pengerjaan seharusnya hanya 18 bulan dengan Konsultan Pengawas PT Lapi Geneshatama Consulting. Hebatnya pada tahun 2009 lalu kabarnya proyek telah diserahkan ke PT Permodalan Ekonomi Rakyat (PER), BUMD Pemprov Riau.

“Boleh kata proyek ini mangkrak tidak ada pertanggungjawabkan. Seharusnya ada pihak- pihak yang ikut bertanggungjawab. Untuk itu kami minta penegak hukum untuk tidak  tutup mata, fakta dari lokasi sudah jelas proyek mangkrak dan nilainya  fantastis,” sambungnya.

Haryadi mengaku heran penegak hokum tidak serius mengusutnya. Kedepan ini tentu menjadi atensi pihaknya untuk menyuarakan agar pihak-pihak yang terlibat ikut bertanggungjawab kehadapan hukum, jika ditemukan kerugian negara.

PLTU Koto Ringin yang mulai penegrjaan pada tahun 2007 lalu beralaskan pada lahan seluas 65 hektar dengan lokasi Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. Kondisinya kini sangat memprihatinkan karena hanya tertutup oleh semak belukar.

Besi dan atap gedung bahkan banyak yang hilang. Sebagian jatuh ke tanah. Tak ada jalan masuk menuju gedung karena sudah tumbuh ilalang dan semak berduri. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *